Sekolah Delapan Jam Sehari, MUI Dukung Kemendikbud
- VIVA/Nadlir
VIVA.co.id – Setelah menuai banyak kritik terhadap kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait lama sekolah dengan delapan jam belajar per hari, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tegaskan mendukung kebijakan tersebut.
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin menegaskan, pihaknya yang terdiri dari banyak organisasi masyarakat memang tak menolak. Hanya saja, sejumlah kritikan dilontarkan terhadap kebijakan itu, yang belum sesuai dan perlu dibenahi kembali.
"Bahwa kebijakan yang ditempuh Kemendikbud di dalam rangka pemuatan karakter sebagai jawaban pengembangan tantangan globalisasi," kata Ma'ruf di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu 14 Juni 2017.
Menurutnya, penguatan tersebut dapat menaikkan konsep restorasi pendidikan terhadap karakter anak-anak di sekolah-sekolah. Adapun pihaknya menangkap, bahwa kebijakan itu akan dilakukan bertahap dan opsional.
"Karena itu maka umat, ulama akan buat semacam saran dan pendapat. Tapi secara umum (MUI) anggap kebijakan ini sangat tepat dan sesuai dengan keinginan ulama dan seluruh masyarakat dalam rangka penguatan karakter bangsa," ujarnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menambahkan, program tersebut bersifat intrakulikuler, kokurikuler, dan ekstrakulikuler.
Program itu juga akan diatur se-fleksibel mungkin dan memanfaatkaan sumber belajar yang ada di lingkungan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Jadi kalau di daerah itu sangat menonjol kegiatan-kegiatan madrasah diniyah, ya itu muatan karakternya pada keagamaan. Tapi di tempat lain, kalau seninya kuat ya daerah itu lebih menonjol bentukan karakternya soal seni," kata Muhadjir.