Sulawesi Utara Siaga Satu akibat Konflik Bersenjata Marawi
- ANTARA/Adwit B Pramono
VIVA.co.id - Keamanan di Sulawesi Utara dinyatakan siaga satu menyusul konflik bersenjata di Kota Marawi, Filipina. Sulawesi Utara, terutama tiga pulau di wilayahnya, merupakan daerah paling dekat dan berbatasan dengan Marawi, yang kini dikuasai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Tiga pulau itu adalah kabupaten yang menjadi bagian administratif Sulawesi Utara, yakni Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Gubernur Olly Dondokambey menyatakan, provinsinya ditetapkan siaga satu dalam rapat koordinasi nasional soal terorisme di Indonesia dan konflik Marawi di kantor Gubernur Sulut, Manado, pada Rabu, 14 Juni 2017.
Rapat itu dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto. Dihadiri Wakil Gubernur, Kepala Kepolisian Daerah, Panglima Kodam, seluruh wali kota/bupati se-Sulawesi Utara, pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Kementerian Dalam Negeri.
"Keamanan di Sulut siaga satu. Pengamanan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud ditingkatkan. Terlebih di kawasan pesisir pantai," ujar Gubernur kepada wartawan di sela rapat itu.
Aparat TNI dan Polri sudah siaga dengan mengirimkan pasukan dan pemantauan ke pulau-pulau. TNI Angkatan Laut bahkan telah mengirimkan kapal perang dan selam ke perairan perbatasan Filipina.
"Sebelumnya juga Polri telah mengirim satu SSK (satuan setingkat kompi) personel Brimob. Terakhir TNI AU juga melakukan pengintaian di udara untuk melihat apakah ISIS sudah masuk Sulut atau tidak," ujar Gubernur.
Gubernur memastikan sejauh ini belum ada ISIS dari Marawi yang masuk Sulawesi Utara. "Isu yang berkembang ISIS masuk Sulut itu tidak benar," katanya.
Menurut Panglima Kodam XIII Merdeka, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito, pengamanan di perbatasan terus ditingkatkan hingga pelosok-pelosok daerah. "Apalagi daerah pesisir dan pulau-pulau yang berbatasan dengan Filipina, seperti Miangas dan Marore, kita tingkatkan. Kita tidak mau kecolongan. Dan sampai hari ini ISIS belun ada yang masuk Sulut," ujarnya.