Kapolri Upayakan Peristiwa Brexit Tak Terulang di Mudik 2017
- VIVA co.id/ Dwi Royanto
VIVA.co.id – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, pemerintah sudah bekerja keras agar peristiwa kemacetan parah di Brexit atau pintu tol Brebes, Jawa Tengah, tidak terulang lagi.
"Insya Allah ini tidak akan terjadi lagi di Brexit seperti peristiwa tahun lalu," kata Kapolri di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin 12 Juni 2017.
Tito mengatakan, Presiden Joko Widodo sangat menaruh perhatian terkait hal itu. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk kelancaran arus mudik Lebaran.
Tito mengatakan, saat ini sudah ada jalur tol fungsional sepanjang 110 kilometer penyambung tol Brexit sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan bermotor di Brexit pintu tol Brebes.
Tito mengatakan, dengan adanya jalan dari Kaligangsa, Brebes sampai dengan Gringsing, Kendal, Jawa Tengah itu akan mengurai kemacetan lebih baik.
"Bapak Presiden dan Menteri Pupera bekerja sangat keras sekali. Alhamadulillah sekarang ini sudah ada jalur jalan fungsional sudah sampai 110 KM dari Brexit. Dulu titik masalahnya di Brexit. Karena apa? Karena arus lalu lintas numpuk di sana yang ke luar Pantura mau menuju ke Semarang maupun ke selatan, ini ke arah Cilacap, Banyuwangi, Banyumas, Probolinggo, Purwokerto," ujar Tito.
Yang kedua, kata mantan Kapolda Metro Jaya ini, peristiwa Brexit tidak akan terjadi lagi dikarenakan, selama ini yang ke jalur selatan ada lima perlintasan tak sebidang yakni jalur kereta api dengan jalan sudah dibangun empat jalan layang atau flyover di atasnya oleh Kementerian PUPR.
"Tinggal satu di Karang Sawah karena ada longsor jadi dipindahkan flyover. Tapi tetap kita prediksi kemacetan akan terjadi di sekitar Brebes Brexit. Oleh karena itu kendaraan besar tidak boleh masuk jalur fungsional. Mungkin akan keluar mulai dari Pejagan kemudian di Brebes Barat akan dialihkan melalui jalur pantura," ujarnya.
Jakarta-Semarang Cuma Lima Jam Diklaim Hasil Revolusi Mudik
Kemacetan parah di Brexit pada 2015 diklaim tidak akan terjadi lagi.
