Dua Juta Wanita Indonesia Jadi Korban Kekerasan Tiap Bulan
- pixabay.com
VIVA.co.id – Sebanyak 24 juta perempuan Indonesia tercatat mengalami trauma akibat tindakan kekerasan yang mereka derita sepanjang tahun 2016.
"Sampai sekarang mereka mengalami kekerasan traumanya," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, di Jakarta, Jumat 9 Juni 2017.
Jumlah itu, kata Yohana, belum mencakup para perempuan yang mungkin mengalami tindakan persekusi dari sekelompok orang. Sebab hingga kini belum data valid mengenai itu.
Atas itu, ia mengimbau kepada para siapa pun untuk bisa melaporkan tindakan persekusi yang menimpa para perempuan di Indonesia.
"Kami mau siapa pun yang mendapat diskriminasi atau pun eksploitasi dan persekusi, kami harap melapor ke kementerian," kata Yohana.
Kekerasan Ekonomi
Yohana memang tak merinci apa saja bentuk kekerasan yang dialami para perempuan Indonesia. Namun dipastikan angka 24 juta itu sangat mengkhawatirkan.
Sebabnya, jika di rata-ratakan maka itu artinya ada 2 juta perempuan setiap bulannya atau lebih dari 66 ribu orang setiap harinya harus mengalami kekerasan hingga mengalami trauma.
Akhir Maret 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016. Dari riset ini memang didapati perempuan Indonesia banyak mengalami kekerasan.
Yang tertinggi adalah kekerasan dalam bentuk ekonomi dengan para pelakunya adalah para s/uami atau pasangannya.
Bentuk kekerasan ini bisa berupa larangan bekerja sebanyak 19,5 persen, tabungan dirampas sebanyak 3,6 persen atau pun tidak mendapatkan uang belanja untuk kebutuhan harian sebanyak 5,1 persen.
"Kekerasan ekonomi jauh lebih dominan dibanding kekerasan emosional, seksual dan fisik," kata Kepala BPS Suhariyanto.
BPS & @kpp_pa merilis hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016. Berikut hasilnya : pic.twitter.com/DJYpwFvtX5
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017
1) 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual selama hidupnya
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017
2) 1 dari 10 perempuan usia 15-64 tahun mengalami kekerasan fisik dan /atau seksual dalam 12 bulan terakhir; #SPHPN2016
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017
3)kekerasan fisik &/atau seksual cenderung lbh tinggi dialami perempuan di perkotaan (36,3%), dibandingkan di pedesaan (29,8%);#SPHPN2016
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017
4)Kekerasan fisik &/ seksual lbh byk dialami perempuan 15-64 thn dgn lpendidikan SMA ke atas(39,4%)&status tdk bekerja (35,1%);#SPHPN2016
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017
5)SPHPN 2016 adlh survei pertama di Ind yg khusus menggali informasi kekerasan yg dialami perempuan (khususnya usia 15-64 thn) #SPHPN2016
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017
6) Sampel SPHPN 2016 sebanyak 9000 rumah tangga yang menyebar di semua daerah di Indonesia #SPHPN2016
— BadanPusatStatistik (@bps_statistics) 30 Maret 2017