Haris Azhar Sebut Program Deradikalisasi Gagal
- VIVA.co.id/Yandi Deslatama
VIVA.co.id – Mantan koordinator Kontras, Haris Azhar meminta Kapolri lebih cerdas dalam menangani persoalan terorisme di Indonesia, khususnya organisasi radikal ISIS. Menurutnya, penanganan kelompok ISIS di Indonesia harus didahului dengan pemetaan secara global, sebelum diturunkan ke pemetaan nasional.
"Kita punya kemampuan membaca global seperti itu. Saya pikir Kapolri paham soal itu. Kemudian yang menjadi penting, bukan hanya pejabatnya saja, tapi strategi memerangi secara internasionalnya juga harus muncul," kata Haris Azhar, saat ditemui usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Kota Serang, Rabu 7 Juni 2017.
Pendiri Lokataru, lembaga advokasi hukum dan HAM ini menjelaskan, program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah selama ini telah gagal menyadarkan para terdakwa teroris. Sehingga setelah mereka bebas dari dalam penjara, dikhawatirkan akan terus melakukan berbagai macam propaganda berdasarkan ideologi yang dianutnya.
"Program deradikalisasi gagal. Saya ngobrol dengan beberapa petugas di LP, kunjungannya (program deradikalisasi) seminggu sekali dan bentuknya hanya ceramah. Jadi ada salah kaprah di lapangan," jelasnya.
Pria berkacamata ini meminta kepolisian untuk mengevaluasi prosedur penangkapan. Karena saat Densus 88 menangkap terduga pro ISIS dilakukan di hadapan anak dan istri.
"Dalam tata cara penangkapan terorisme ada pasal yang bisa diuji apakah sesuai aturan hukum. Sekarang masalahnya pemerintah mau tidak menindak polisi dalam kesalahan penindakan," katanya.
Sebelumnya diberitakan Densus 88 menangkap tiga orang terduga teroris di Kota Cilegon dan Kota Serang.