Lamban Tangani Persekusi Fiera, Kapolres Solok Dimutasi
- VIVA.co.id/Ade Alfath
VIVA.co.id – Kapolres Solok Kota, Ajun Komisaris Besar Polisi Susmelawati Rosya, dimutasi, lantaran dianggap lamban dalam menangani kasus persekusi terhadap korban dokter Fiera Lovita.
Ia kini memegang jabatan baru sebagai Kepala Bagian Perawatan Personel Biro Sumber Daya Manusia (Ro SDM) Polda Sumatera Barat.
Jabatan Kapolres Solok Kota kini dipegang oleh AKBP Dony Setiawan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kanit II Subdit IV Dittipid Narkoba Bareskrim Polri.
Mutasi dan rotasi itu sesuai dengan Surat Telegram (TR) Kapolri nomor ST/1408/VI/2017. TR didapatkan wartawan melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri. Surat TR itu ditandatangani oleh asisten SDM Polri, Irjen Arief Sulistyanto, atas nama Kapolri, tertanggal Jumat 2 Juni 2017.
"Iya, betul (Kapolres Solok Kota di mutasi)," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, usai diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Juni 2017.
Setyo mengatakan, alasan mutasi adalah karena Susmelawati dianggap lamban dan tidak tuntas dalam menangani masalah tersebut.
"Karena dianggap, bahwa setelah bikin pernyataan dianggap selesai. Itu yang Bapak Kapolri tidak berkenan. Dianggap masalah ini ditangani tidak tuntas. Karena, persekusi ini menimbulkan dampak yang luar biasa di berbagai daerah," Â ujarnya.
Bahkan, kata Setyo, kasus persekusi bisa menyerempet ke tindak pidana, seperti pengancaman dan penculikan.
"Ada (delik pidana) ancaman, bahkan bisa ke penculikan. Saya katakan tadi, kalau dia sudah merasa tertekan, terintimidasi, bisa," tuturnya.
Sebelumnya, dokter Fiera Lovita mendapat intimidasi oleh sejumlah orang yang mengaku dari ormas tertentu. Hal itu terjadi tak lama setelah ia membuat sebuah status di akun Facebook pribadinya.
Status Fiera tersebut berisi tentang tanggapan pribadinya terkait kasus chat mesum diduga antara Firza Husein dengan pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab. Status tersebut kemudian menjadi viral.
Berdasarkan keterangan Polres Solok Kota pada Sabtu 27 Mei 2017, Fiera mengaku sudah tidak lagi nyaman tinggal dan bekerja di Solok.
Ia mengklaim sering mendapatkan intimidasi di media sosial. Bahkan, masih banyak nomor ponsel yang tidak dikenal terus menghubunginya. Untuk itu, ia berniat pindah dari Solok.