Sultan: Amendemen UUD 45 Sebabkan Degradasi Nilai Pancasila
- Antara/ Regina Safri
VIVA.co.id – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Bawono X menganggap amendemen Undang-Undang Dasar 1945 yang berlangsung empat kali merupakan penyebab degradasi nilai Pancasila saat ini.
Untuk bisa mengembalikan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, Sultan meminta pemerintah mewujudkan bertahap sila-sila dari bawah.
"Amendemen UUD 1945 ini mengakibatkan perubahan substansi sumber hukum negara kita yang menyimpang dari Pancasila. Dimana perubahan ayat dua (2) yang menyatakan kedaulatan rakyat berhenti di tangan Presiden dan DPR menjadikan kesejahteraan rakyat tidak lagi berdasarkan pada sila ke-5 maupun alenia ke-4 pembukaan, tapi pada realisasi demokrasi,” kata Sultan dalam pidatonya pada peringatan hari lahir Pancasila di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, Kamis sore, 1 Juni 2017.
Karena pembiaran dari pemerintah, akhirnya kondisi ini melahirkan virus-virus pesimisme, apatisme dan fatalisme. Virus pesimisme ini menyebabkan penurunan dan daya kekebalan kolektivitas dalam menghadapi tantangan terbuka globalisasi. Virus apatisme menginfeksi kebanggaan akan jati diri bangsa, sehingga menjadikan orang saudara sebangsa setanah air tidak lagi saling peduli.
Virus fatalisme, menurut Raja Keraton Yogyakarta tersebut, merupakan virus yang mematikan saraf tendon dan saraf semangat ke-Indonesiaan. Virus inilah yang melahirkan politik identitas berwajah agama yang menaifkan kebhinnekaan dan jalan ini dianggap way of life bagi banyak orang sehingga ketika ada yang berbeda maka sah untuk disikat.
“Bahkan lunturnya nilai Pancasila ini menimbulkan disorientasi kebangsaan di kalangan pelajar. Dari penelitian Ifa Hanifah Miscbah pada 2013, sebanyak 9,8 persen dari seluruh pelajar SMA di Indonesia setuju pada gerakan ISIS. Ini menjadikan saya miris," lanjut suami GKR Hemas ini
Sultan juga menggambarkan, saat ini kondisi bangsa Indonesia ibarat pertunjukan wayang yang tidak melalui Suluk ki Dalang yang penuh dengan nasihat menyejukkan. Namun langsung kepada Greget Saut dan Goro-goro dimana setiap orang merasa benar dan menang sendiri.
Untuk memperbaiki kondisi bangsa sekarang, Sultan mengajak pemerintah untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dari anak tangga terbawah, dimulai dari Sila ke-5. Dimana saat Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bidang ekonomi menjadi tuntutan fundamental, sedangkan kesenjangan sosial akan melahirkan berbagai permasalahan kompleks. Saat keadilan terwujud, maka finalisasi keterwujudan sila ke-4, ke-3, ke-2, dan ke-1 akan berjalan sempurna dan semakin memperkukuh persatuan serta kesatuan bangsa.
“Karena itulah, saya mengajak masyarakat DI Yogyakarta untuk bersama membangkitkan Gerak Pancasila dari Yogya Untuk Indonesia yang disimbolkan dengan pita merah putih sebagai lambang semangat kebangsaan serta NKRI tetap lestari," katanya.