Hujan Lebat di Padang Tak Cuma Picu Banjir, Juga Longsor
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id - Kota Padang di Sumatera Barat diguyur hujan deras dan lama sejak Rabu dini hari, 31 Mei 2017. Hujan itu tak hanya mengakibatkan banjir di sejumlah permukiman dan jalan-jalan utama, tetapi memicu tanah longsor.
Satu ruas Jalan Sitinjau Lauik, tepatnya di kawasan Lubuk Paraku, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, dilaporkan longsor pada Rabu siang. Material longsor yang menimbun sebagian ruas jalan penghubung provinsi itu membuat akses lalu lintas lumpuh total.
Aparat pemerintah masih berupaya membersihkan sisa material longsor dan memberlakukan sistem buka-tutup agar kemacetan dapat diurai.
Menurut Direktur Sabhara Kepolisian Daerah Sumatera Barat, Komisaris Besar Polisi Ady Soeseno, aparatnya juga menerima laporan pohon tumbang di sejumlah lokasi, selain musibah longsor. Namun, petugas telah dikerahkan untuk membersihkan material longsor guna membuka akses jalan.
"Kami masih berupaya membersihkan sisa material longsor agar bisa segera dilewati kendaraan. Karena selain merupakan jalan lintas antarkota, Sitinjau Lauik juga merupakan akses penghubung antarprovinsi," kata Soeseno.
Selain di titik longsor, pasukan Sabhara Polda Sumatera Barat juga dikonsentrasikan ke sejumlah titik banjir di Kota Padang. Mereka membantu evakuasi warga yang terjebak banjir.
Berdasarkan pembaruan informasi yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Sumatera Barat berpotensi hujan lebat dan lama pada hari ini.
Wilayah-wilayah itu, antara lain, Padang, Padang Pariaman, Pariaman, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang Panjang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kepulauan Mentawai, Lima Puluh Kota, Sijunjung, dan Dharmasraya. Diperkirakan juga dapat meluas ke wilayah Payakumbuh, Sawahlunto, dan Solok Selatan.
Pemadaman Listrik
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera Barat terpaksa memadamkan listrik dengan mematikan 26 trafo di sejumlah lokasi di Kota Padang akibat banjir itu. Awalnya ada 28 trafo yang dimatikan, tetapi kemudian dua di antaranya dinyalakan lagi karena dianggap relatif aman.
"Sekarang dua puluh enam unit trafo terpaksa harus kami matikan," kata Supervisor Bagian Hubungan Masyarakat PLN Wilayah Sumbar, Emelia Tobing, ketika dikonfirmasi terpisah.
Emilia menjelaskan, puluhan trafo itu dimatikan untuk mencegah korsleting listrik akibat banjir. Soalnya di kawasan tertentu, yakni di Jondul Rawang, genangan air cukup tinggi. Begitu juga di kawasan Gunung Panggilun dan Arai Pinang.
Berdasarkan catatan sementara, kata Emelia, gangguan akibat banjir terjadi di beberapa titik, antara lain, di kawasan Padang Baru, Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Veteran, Jalan S Parman, Jalan Kartini, Jalan Rohana Kudus, Pondok, Sawahan, dan Jalan Gajah Mada. Selain itu, wilayah Teluk Sirih dan Sungai Pisang juga mengalami gangguan akibat pohon tumbang.
"Untuk keamanan, sebaiknya semua peralatan elektronik yang masih terhubung dengan arus listrik segera dicabut. Bila ada percikan api pada instalasi listrik segera melapor ke pihak PLN terdekat," kata Emilia. (art)