Ridwan Kamil Klaim Sudah Membuat Perubahan di Bandung
- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA.co.id - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengaku dapat permintaan percepatan solusi penanganan banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hal itu didapatkan pejabat yang akrab dipanggil Emil itu kembali menggalang dukungan untuk Pilkada Jawa Barat 2018 dalam safari politik ke Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 28 Mei 2017.
"Saya mengamati, tidak memberikan solusi. Cuma nanya, warga jawab sering banjir dua meteran, minta ada percepatan solusi," kata Emil di Balai Kota Bandung, Senin 29 Mei 2017.
Menurutnya, penanganan infrastruktur banjir jadi permasalahan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, dengan kondisi banjir saat ini dinilai seolah belum mendapatkan penanganan tepat.
"Hanya menyerap informasi. Kebanyakan isunya ekonomi, infrastruktur banjir, pariwisata yang ingin dioptimalkan," katanya.
Selain permasalahan mendasar, Emil juga menerima aspirasi komunitas-komunitas yang bergerak di bidang lingkungan dan seni asli daerah. Dua di antaranya, komunitas Citarum dan Jelekong.
"Bagaimana menyempurnakan eksistensi mereka. Intinya, saya tidak bawa solusi instan, hanya mendengarkan untuk jadi bahan masukan," katanya.
Cari Dukungan
Pada kunjungan itu Emil berbincang dengan warga sekitar dan menampung segala bentuk aspirasi warga. Saat disinggung kedatangannya ke Kabupaten Bandung untuk mencari dukungan, Emil membenarkannya.
"Kalau minta dukungan orang juga bisa menebak. Saya ini kalau berada di luar Kota Bandung pasti sedang shopping aspirasi. Jadi ke sini bukan melulu minta dukungan, justru mau mendengar masalah masyarakat apa?" katanya saat ditemui di Padepokan Giriharja Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung.
Emil datang ke Dayeuhkolot melihat daerah banjir dan mewawancarai warga untuk dijadikan referensi sehingga kalau suatu hari nanti ada takdirnya dapat memberikan solusi teknis. "Saya mah teknokrat, tiap hari belanja masalah, menyelesaikan masalah, itu cara saya membuat perubahan seperti Kota Bandung," ujarnya.
Untuk mengurangi debit air yang mengalir ke Sungai Citarum dari Kota Bandung, Pemerintah Kota membuat parkir air yang dibangun di lima titik. Parkir air itu berfungsi menahan air agar tidak mengalir deras ke wilayah hilir atau Sungai Citarum. (ren)