Tolong, Kulit Kepala Suyanto Terus Mengelupas
- VIVA.co.id/Angkotasan
VIVA.co.id – Suyanto, warga Desa Waeleman Kabupaten Buru, Maluku ini hanya bisa pasrah dengan penyakit yang menderanya.
Tak diketahui apa penyakitnya, namun buruh bangunan ini kini memiliki kepala seperti dipenuhi lempengan kayu keras berwarna kuning. Tak cuma itu, sekujur tubuhnya pun dipenuhi bintik hitam.
Dari pengakuan pria berusia 48 tahun ini, penyakit yang menderanya itu berawal pada awal 2016. Ketika itu, ia merasa gatal-gatal dan suhu badannya meningkat.
Namun, saat itu, ia sempat berobat ke Puskesmas dan sakitnya beruntung bisa hilang. Namun, entah mengapa, tiga bulan berjalan, sakit serupa kembali datang.
Kondisinya jauh lebih parah, tubuh Suyanto perlahan dipenuhi bintik hitam. Tak cuma itu, kepalanya pun membengkak dan mengeras, serta mengeluarkan darah.
"Makin parah pada bulan Maret 2016," kata Suyanto di kediamannya, Jumat 26 Mei 2017.
Gatal di kepalanya juga tak tertahankan. Sementara itu, ketika digaruk justru mengeluarkan darah. Suyanto mengaku sudah berusaha berobat ke sejumlah tempat.
Namun, belum juga membuahkan hasil. Terakhir, ia berencana akan berobat ke Jakarta. "Katanya di Ambon, tidak ada dokter kulit. Lalu, saya menghubungi keluarga di Bogor, mereka meminta berobat di rumah sakit Jakarta saja," kata Suyanto.
Ditolak pesawat
Atas itu, demi kesembuhannya, Suyanto pun nekat menjual kendaraan roda dua miliknya untuk membeli tiket pesawat ke Jakarta.
Namun, lagi-lagi kemalangan menimpanya. Di Bandara Pattimura, Suyanto justru dicegat petugas. "Petugas mengatakan, saya harus dikarantina dulu. Setelah itu, mereka mengatakan saya tidak boleh naik ke pesawat," katanya.
Sejak itu, harapan Suyanto untuk berobat ke Jakarta pupus. Ia pun terpaksa kembali ke Pulau Buru, dan berupaya mencari pengobatan alternatif.
Namun, kini semua terlanjur parah. Penyakit di kepala Suyanto justru menjadi-jadi. Ia pun kesulitan bergerak. Termasuk, untuk membantu mencari nafkah keluarganya.
Tak pelak, karena kondisi ini akhirnya memaksa anak sulungnya berhenti sekolah dan bekerja menjadi penambang batu. Sementara itu, anak keduanya kini juga terancam putus sekolah, lantaran ketiadaan biaya.
Atas itu, kini Suyanto berharap uluran tangan dermawan untuk meringankan beban deritanya. (asp)