Pesan Terakhir Prajurit TNI yang Gugur di Ledakan Meriam
- ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
VIVA.co.id – Jenazah Kapten Arh Heru Bayu, satu dari empat prajurit TNI Angkatan Darat yang gugur dalam peristiwa meledaknya meriam di lokasi Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Natuna, telah dimakamkan keluarganya.
Jenazah Heru Bayu dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Lolong Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis, 18 Mei 2017.
Yogi adik kandung almarhum menuturkan, sebelum meninggal dunia dalam melaksanakan tugas di Natuna, kakak sulungnya itu sempat mengucapkan sebuah pesan.
Pesan itu disampaikan Heru Bayu kepada Yogi melalui sambungan telepon empat hari sebelum terjadi ledakan meriam.
"Abang hanya berpesan untuk selalu menjaga keluarga," kata Yogi.
Yogi mengatakan, almarhum sempat beberapa kali menyampaikan pesan itu. Dan itu baru pertama kalinya Heru berpesan kepada Yogi.
Yogi menceriakan, di mata keluarga Kapten Arh Heru Bayu yang lahir pada tahun 1987, merupakan sosok kakak yang bertanggung jawab, penuh perhatian kepada keluarga dan selalu bersikap disiplin dan tegas. Bahkan, Almarhum menjadi sosok panutan, baik di keluarga maupun di masyarakat.
"Kita semua merasa sedih dan merasa kehilangan. Abang orang yang selalu kita jadikan panutan,"ujar Yogi.
Kapten Heru wafat bersama tiga prajurit TNI lainnya, Praka Edy, Pratu Marwan dan Pratu Ibnu.
TNI menyatakan, meriam jenis Giant Bow milik Batalyon Arhanud 1/K meledak pukul 11.21 WIB, Rabu, 17 Mei 2017.
Meriam itu meledak karena mengalami gangguan pada peralatan pembatas elevasi. Hal itu menyebabkan peluru shrapnel meriam tak dapat dikendalikan dan meledak.