BNPT Bicara Baiat Online Teroris dan Hoax Radikal
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT mewaspadai penyebaran paham radikalisme melalui media sosial dan internet. BNPT telah mendeteksi banyak pembaiatan terorisme yang dilakukan melalui platform online.
"Teknologi informasi yang membuat (gerakan radikal) ini. Pembaiatan saja dulu secara fisik, tapi sekarang bisa online. Beberapa kasus yang sudah terjadi dan kita tangani," kata Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat acara kuliah umum dan Deklarasi Semangat Bela Negara di Universitas Negeri Semarang, Sabtu 6 Mei 2017.Â
Menurutnya, penyebaran paham radikal lewat teknologi informasi merupakan hal yang sulit dibatasi. Teknologi sudah kian gencar masuk ke ruang-ruang publik tanpa ada batasan. Termasuk halnya di kampus-kampus, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Paham radikal bisa disebarkan melalui doktrin online yang kini dikategorikan sebagai hoax radikal.Â
Menurut mantan Kabareskrim itu, ciri hoax radikal di antaranya adalah berisi hasutan, menyebarkan kebencian dan kekerasan, memberikan pemahaman jihad sempit, berisi suku ras dan antargolongan (SARA). Hoax radikal ini pun kerap menjelekkan kelompok lain, beridentitas kelompok radikal dan mengajak pembacanya untuk mengikuti kemauan kelompok tersebut.
"Jika ada yang tertarik selanjutnya dibaiat, bisa dengan cara soft atau hard, tergantung pada individunya," kata Suhardi.
Atas hal itu, BNPT meminta agar masyarakat khususnya kalangan akademisi kampus untuk meminimalisir hoax radikal bisa dengan dengan memerketat kontrol sosial. Kampus pun harus steril dari hal negatif seperti radikalisme dan narkoba.
"Maka kepedulian rektor dosen ini penting untuk melihat dinamika di kampus. Bukan hanya di kampus, tapi di sekitar asrama, kos-kosan dan tempat ibadah di sekitarnya. Jangan sampai dikuasai orang-orang yang menimbulkan kebencian," ujarnya.
BNPT kini aktif berkoordinasi dengan lintas kementerian, seperti Kemenristekdikti dan Kemendikbud untuk menangkal hoax radikal ini. Salah satunya dengan sikap peduli untuk mendeteksi sejak dini paham terlarang tersebut.
"Data BNPT yang tergabung dalam ISIS dari kampus cukup banyak. Bukan hanya Perguruan Tinggi negeri saja tapi swasta juga banyak. Karena memang dinamikanya tak terdeteksi," ujarnya.
Deklarasi Semangat Bela Negara dengan tema dari Semarang untuk Indonesia Kegiatan ini juga diisi dengan kuliah umum oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. Dilakukan pula penandatanganan deklarasi oleh pejabat, seluruh rektor dan mahasiswa di Jawa Tengah.Â