Cegah Napi Kabur ke Batam, Polisi Razia Pelabuhan Dumai
- VIVA/Ali Azumar
VIVA.co.id – Kepolisian Daerah Riau terus melakukan pengejaran dan penyekatan di sejumlah daerah untuk menangkap beberapa narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Sialang Bungkuk yang kabur pada Jumat kemarin. Penyekatan dilakukan untuk mempersempit ruang gerak napi untuk kabur dari wilayah Riau.
Dari sekitar 200 narapidana yang kabur, 149 diantaranya sudah berhasil ditangkap polisi dibantu masyarakat. Para napi itu melarikan diri ke berbagai daerah, seperti Kampar, Palelawan dan beberapa daerah lainnya hingga ke perbatasan Riau.
Tak ingin kecolongan, jajaran Kepolisian dari Polres Dumai dikerahkan untuk melakukan pengejaran dan menggelar razia di sejumlah titik jalur darat, termasuk mewaspadai kaburnya para napi menggunakan jalur laut keluar wilayah Riau maupun ke luar negeri. Polisi merazia setiap penumpang di Pelabuhan Pelindo Dumai.
"Kita mengantisipasi pelarian menuju Batam atau Malaysia. Ada sekitar 25 personel berjaga-jaga di kawasan pelabuhan yang dipimpin oleh Ka KSKP Res Dumai," kata Kapolres Dumai, AKBP DH Ginting, Sabtu, 6 Mei 2017.
Pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM mengapresiasi kinerja cepat aparat Kepolisian yang dibantu masyarakat untuk menangkap para napi yang kabur. Petugas keamanan dari Ditjen Pemasyarakatan juga akan membantu polisi untuk mengidentifikasi para napi yang kabur.
"Untuk pengamanan lapas, apabila ada hal-hal yang luar biasa, meminta bantuan Polisi untuk mencari tahanan yang melarikan diri dan menangkapnya. Alhamdulillah ini terjalin dengan baik," ujar Kasubag Humas Ditjen Pemasyarakatan Syarpani kepada VIVA.co.id.
Sebelumnya dilaporkan, ratusan narapidana kabur dari Rumah Tahanan Kelas II Sialang Bungkuk, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Jumat siang, 5 Mei 2017. Napi melarikan diri setelah sebelumnya terjadi kerusuhan di dalam lapas menjelang Salat Jumat. Ratusan napi itu merusak gembok dan engsel rutan, mereka berhamburan lari ke luar lapas.
Dari laporan sementara, kerusuhan yang terjadi dipicu tuntutan pencopotan kepala keamanan. Para napi menganggap kepala keamanan Rutan Sialang Bungkuk bermasalah dan tidak adil terhadap sesama narapidana. Ratusan napi mendobrak pintu samping rutan dan akhirnya melarikan diri.