- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA.co.id – Memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap 2 Mei, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan pemerintah tentang pentingnya pendidikan kebencanaan.
Seperti dilansir dari akun Twitter @Sutopo_BNPB, Selasa, 2 Mei 2017, Sutopo menulis pemerintah harus lebih peduli pendidikan kebencanaan. Sebab, saat terjadi bencana, sekolah dapat hancur dan siswa menjadi korban.
Dia mengungkapkan, jutaan siswa dan sekolah belum siap menghadapi bencana. Lantaran itu, pendidikan kebencanaan perlu lebih ditingkatkan.
Sutopo lantas mengemukakan sejumlah alasan pentingnya menerapkan pendidikan kebencanaan di sekolah. Di antaranya yaitu melindungi anak-anak, guru dan warga sekolah dari kematian dan cedera akibat bencana yang terjadi.
Selain itu, untuk melindungi investasi di sektor pendidikan, untuk keberlanjutan pendidikan, memperkuat ketangguhan warga terhadap bencana melalui pendidikan.
Indonesia, menurut Sutopo, merupakan wilayah yang rawan bencana. "Sekolah adalah bom waktu jika kita tidak menyiapkan sekolah aman bencana dengan baik dan serius," ujarnya dalam cuitan di Twitter.
Akibat bencana, ribuan sekolah di Indonesia hancur. Pada 2004 misalnya, gempa dan tsunami di Aceh mengakibatkan 2.000 sekolah hancur. Kemudian, pada 2006 gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah mengakibatkan 2.900 sekolah hancur, pada 2009 gempa bumi di Padang mengakibatkan 241 sekolah hancur dan 60 siswa di sekolah tewas.
Selanjutnya, pada 2010 gempa bumi dan tsunami di Mentawai mengakibatkan tujuh sekolah hancur, pada 2013 gempa bumi di Aceh Tengah dan Bener Meniah mengakibatkan 461 sekolah hancur dan rusak.
Saat terjadi bencana. Sekolah hancur & siswa mjd korban. Pemerintah harus lebih peduli pendidikan kebencanaan. "Selamat Hari Pendidikan" pic.twitter.com/E2uLqtKzox
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) May 2, 2017
BNPB memberikan pendidikan kebencanaan untuk anak sekolah dan guru melalui program BNPB Mengajar. Di antaranya melakukan edukasi bencana untuk siswa SD di Ujung Kulon, Banten dan di Jawa Barat. "Banyak yang belum paham tentang bencana," ujarnya.
Seandainya peringatan Hari Pendidikan Nasional diisi dengan simulasi bencana serentak, menurut Sutopo, tentu akan lebih bermakna.
Sementara itu, bencana juga mengakibatkan ribuan sekolah di dunia hancur. Pada 2008 misalnya, 2.250 sekolah hancur akibat siklon Nargis di Myanmar.
Indonesia rawan bencana. Sekolah adl bom waktu jika kita tdk menyiapkan sekolah aman bencana dgn baik & serius "Selamat Hari Pendidikan" pic.twitter.com/HeRfT75cY8
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) May 2, 2017