Ditinggal Jokowi ke Hong Kong, Buruh Kecewa

Ilustrasi demo buruh di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Danar Dono

VIVA.co.id – Keinginan masa buruh aksi May Day untuk melakukan long march ke Istana Negara demi menyampaikan aspirasinya pupus. Aparat kepolisian menghadap massa buruh dengan membentuk blokade, yang terdiri dari kawat berduri, beton pembatas jalan, dan sejumlah kendaraan.

Serikat Pekerja Sebut Banyak Dosen Digaji di Bawah UMR 

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id di lokasi, Senin 1 Mei 2017, massa buruh tertahan di Jalan Merdeka Barat, tepatnya di depan gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata. Selain membentuk blokade, aparat kepolisian pun telah menyiagakan gas air mata dan mobil water cannon.

Kekecewaan massa pun tak terbendung karena tidak bisa melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara. Kekecewaan tersebut bertambah setelah massa yang terafiliasi dengan berbagai serikat pekerja itu mengetahui, Presiden Joko Widodo saat ini tengah bertolak ke luar negeri dalam rangka kunjungan kenegaraan.

May Day, Apindo Harap Hubungan Buruh dan Pengusaha Harmonis

“Hari ini kita semua dibohongi. Presiden kita malah ke Hong kong. Ibarat lagu, sakitnya tuh di sini,” kata salah seorang orator melalui pengeras suara.

Meski tidak mendapatkan izin, massa buruh bersikeras untuk melakukan negoisasi agar bisa menyampaikan aspirasinya di depan Istana Negara. Massa yang tertahan, pun akhirnya menyetel lagu-lagu dangdut, dan berjoget ria bersama-sama

May Day, Kapolri Janji Ada Timsus untuk Lindungi dan Kawal Hak Buruh

“Buruh tidak bisa dikalahkan. Kami akan terus ada disini. Kita goyang dulu,” kata orator melanjutkan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, larangan buruh mendekati Istana Negara memang sudah sesuai dengan standar keamanan kepolisian dalam pengamanan Istana Negara.

“Jadi memang sudah ada SOP yang mengamankan seperti ini. Sesuai standar operasional prosedur,” kata Argo.

Demo buruh di Balai Kota DKI Jakarta menuntut kenaikan UMP 2024

Kasus Pemalsuan Merek Dagang Masih Marak Hingga Berimbas kepada Buruh

Dalam memperingati Hari Buruh/May Day, kasus pemalsuan merek dagang masih marak di Indonesia hingga berimbas kepada buruh pekerja. Makanya, pengusaha harus memperhatikan.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024