Wartawan Mengaku Dipukuli Oknum TNI AL Gara-gara Parkir
- VIVA.co.id/Yasir
VIVA.co.id - Seorang wartawan bernama Salim Djati Mamma mengaku dipukuli oknum TNI Angkatan Laut di Jalan Satando Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. Dia terluka di bagian wajah.
Salim, yang juga Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi, sempat dirawat dan divisum di Rumah Sakit Akademis Jaury Makassar. Dia kemudian dibolehkan pulang karena lukanya tergolong ringan.
Saat VIVA.co.id menemui Salim di rumahnya, dia menceritakan peristiwa itu terjadi sekira pukul 13.00 Wita. Ketika itu dia sedang menunggu rekannya di warung kopi.
Dianggap salah memarkirkan kendaraan, kata Salim, tiba-tiba puluhan prajurit Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) menghampirinya. Menurutnya, seluruh pengunjung di warung kopi itu yang memiliki kendaraan di bahu jalan, disuruh memindahkan kendaraan mereka.
"Saya sudah di dalam mobil, tapi tiba-tiba ada anggota yang mau kempesi ban mobil saya. Saya tidak terima, saya bilang jangan. Tapi anggota itu malah marah dan membentak saya. 'Kenapa Bapak marah', begitu katanya kepada saya," kata Salim.
Salim lalu cekcok dengan seorang oknum TNI AL itu. Karena situasi semakin memanas, tiba-tiba banyak prajurit TNI AL yang mengelilingi lalu mengeroyoknya.
"Intinya, saya akan tempuh jalur hukum. Saya sudah lapor ke Garnisun, ke Pomal, sudah saya sampaikan. Saya hanya menuntut hukum ditegakkan," ujar Salim.
TNI Membantah
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI, Laksanama Pertama Yusup, menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi kabar penganiayaan itu. Dia membantah kabar bahwa prajuritnya memukuli warga sipil.
"Kalau ada pemukulan itu, kan, mesti dibuktikan lewat visum. Tidak ada anggota berseragam yang memukul. Kami akan lakukan evaluasi internal, kalau terbukti, akan diberikan saksi," kata Yusup di Markas Lantamal VI Makassar, yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VI, Laksanama Pertama Yusup, menggelar konferensi pers di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 19 April 2017. (VIVA.co.id/Yasir)
Yusup mengakui memang menugaskan sejumlah prajuritnya untuk menertibkan kendaraan yang parkir di badan Jalan Satando. Kawasan itu tidak untuk lokasi parkir kendaraan bermotor. Selain masuk kawasan militer, parkir di bahu jalan juga mengganggu arus lalu lintas menuju jalan tol.
"Petugas kami sudah mengingatkan agar dia memindahkan kendaraan. Tapi dia orang sipil, malah menakut-nakuti petugas. Mengaku kapten, mengaku wartawan, mengaku keluarga jenderal. Kami sudah bicara baik-baik, tapi malah marah," ujar Yusup.
Mengenai upaya penggembosan ban mobil, Yusup membenarkan itu sebagai perintah langsung darinya. "Kalau ada yang tidak mau pindahkan, bannya dikempesin," katanya.