MUI Tanggapi Penghinaan Terhadap Gubernur NTB
- Antara/ Audy Alwi
VIVA.co.id – Majelis Ulama Indonesia menyesalkan kejadian yang menimpa Gubernur NTB, Tengku Muhammad Zainul Majdi di Bandara Changi Singapura. Saat mengantre di Bandara, ia mendapat umpatan kata-kata kasar dari Steven Hadisurya Sulistyo, yang juga warga negara Indonesia.
Menurut Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi, ucapan Steven terhadap Zainul Majdi sangat keterlaluan dan berbau SARA, sehingga dikhawatirkan dapat memicu ketersinggungan masyarakat.
"Apa yang diucapkan saudara SHS itu, dinilai sebagai bentuk ujaran kebencian, merendahkan harkat, dan martabat kemanusiaan, serta dapat melukai perasaan bangsa Indonesia, khususnya warga pribumi," kata Zainut dalam pesan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Sabtu 15 April 2017.
Ditegaskan Zainut, sebagai bangsa Indonesia, Steven tidak sepatutnya mengungkapkan kata-kata yang berkonotasi merendahkan jati diri bangsa Indonesia. Apalagi bernada rasis yang mempertentangkan pribumi dan nonpribumi, seolah dia merasa bukan menjadi bagian dari bangsa ini.
"Hal ini juga menunjukkan betapa rendahnya nilai nasionalisme saudara SHS itu sendiri," katanya.
Menurut Zainut, sangat disadari bahwa situasi bangsa Indonesia sekarang dalam keadaan yang sangat sensitif, penuh ketegangan, saling curiga antar kelompok dan komponen masyarakat akibat dari efek penyelenggaraan Pemilukada di DKI putaran kedua.
"Untuk hal tersebut, seharusnya kita semuanya dapat menahan diri tidak memancing percikan, atau gesekan yang dapat memicu kesalahpahaman antara kita. Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, semua pihak seharusnya membantu menciptakan suasana tenang, aman, damai, dan kondusif," katanya.
Karena itu, dia berharap persoalan ini tidak melebar. Steven diharapkan segera meminta maaf secara terbuka kepada Zainul Majdi dan bangsa Indonesia atas ucapannya yang berpotensi dapat mengganggu harmoni dan kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.
"Kepada aparat Kepolisian, agar mengambil langkah-langkah preventif, antisipatif dan mewaspadai adanya pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dan kondisi ini," katanya.
Dia juga mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Sehingga, tidak terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Apa yang terjadi terhadap Steven dan Gubernur NTB, hendaknya dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga.
"Dan, berharap ke depannya tidak terulang kembali. Kebesaran jiwa Bapak Tengku Zainul Majdi yang sudah memaafkan saudara SHS patut diberikan apresiasi," katanya.
Selain itu, Zainut meminta masyarakat terus merajut kebhinnekaan bangsa ini, dengan terus menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan, dan persaudaraan sesama. Baik persaudaraan kemanusiaan maupun persaudaraan kebangsaan sesama anak bangsa dalam bingkai Negara Pancasila. (asp)