Banjir Bandang Terjang Aceh Tenggara, Ratusan Rumah Rusak
- Instagram.com/bnpb_indonesia
VIVA.co.id – Hujan deras sejak Selasa sore kemarin membuat sejumlah daerah di Aceh mengalami bencana banjir. Selain hujan intensitas tinggi, banjir di Aceh disebabkan juga air kiriman dari daerah hulu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan akibat banjir bandang ini, ratusan rumah mengalami kerusakan. Data terakhir, hingga Selasa 11 April 2017, pukul 18.00 WIB, dilaporkan juga fasilitas umum juga rusak.
"Ratusan unit rumah mengalami kerusakan. Beberapa fasilitas umum juga rusak," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 12 April 2017.
Sutopo menjelaskan beberapa lokasi yang terdampak banjir antara lain di Kabupaten Aceh Tenggara yaitu Kecamatan Lawe Sigalagala, Kecamatan Simpang Semadam, Desa Sukamakmur, dan Desa Lawe Beringin.
"Korban jiwa masih pendataan. BPBD setempat saat ini sedang berkoordinasi dengan TNI, Polri, SAR dan SKPD terkait untuk penanganan darurat," ujarnya.
Kemudian, imbas banjir bandang, sejumlah akses jalan tertutup material lumpur dan tergenang air. Selain itu, listrik di beberapa daerah juga dipadamkan.
"Sehingga mengakibatkan lambatnya penanganan," tuturnya.
Korban jiwa di Aceh Tenggara.
Banjir Bandang yang menerjang sejumlah desa di Kabupaten Aceh Tenggara pada selasa sore kemarin, tak hanya merusak sejumlah fasilitas dan rumah warga. Satu orang dilaporkan tewas bernama Panjaitan (68).
Untuk sementara, diduga korban meninggal dunia karena terbawa arus banjir dan tidak dapat menyelamatkan diri. Saat ini, Tim Basarnas Kutacane juga mengevaluasi korban ke lokasi lebih aman.
"Setelah berhasil dievakuasi dari tumpukan material banjir, jenazah korban langsung kita bawa ke Puskesmas Lawe Sigala Gala," kata Koordinator Pos Basarnas Kutacane, Risky, Rabu, 12 April 2017.
Saat ini tim BPBD setempat, TNI dan Polri masih melakukan pembersihan dan pendataan korban jiwa dan jumlah total kerusakan rumah dan fasilitas warga dampak dari banjir tersebut.
Sejumlah Warga yang rumahnya mengalami rusak parah saat ini belum berani untuk pulang ke rumah karena masih dalam keadaan trauma. Sebagian warga lebih memilih mengungsi ke rumah saudara untuk mengamankan diri ke tempat yang lebih aman dari ancaman banjir susulan.