Cerita Lain di Balik Sultan Haikal si Hacker 'Ganteng'

Sultan Haikal (tengah) saat di Bareskrim Polri usai diamankan atas dugaan peretasan situs tiket.com, Rabu (5/4/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/instagram

VIVA.co.id – Sultan Haikal, namanya mendadak membanjiri media massa usai dicokok polisi atas dugaan meretas situs jual beli tiket daring (online), Tiket.com.

Terpopuler: Remaja Bekasi Todong Sekuriti Pakai Celurit-Parang, Trump Menang karena Lobi Yahudi

Pria yang masih berusia 19 tahun ini disebut telah membuat kerugian pada bisnis Tiket.com hingga mencapai Rp4,12 miliar. Tentu jumlah yang fantastis, apalagi ini dilakukan oleh seorang remaja dan uniknya lagi, Sultan Haikal ternyata remaja yang tak sempat menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dari pemeriksaan, Haikal mengakui telah meretas situs milik tiket.com tersebut. Lewat itu, Haikal bersama dua rekannya, Khairul (19) dan NTM (27) bisa melakukan pemesanan tiket menggunakan akun milik PT Citilink dan menjualnya lewat jejaring mereka.

Pemilihan Puteri Anak dan Remaja Indonesia 2024, Berikut Daftar Juaranya 

"Motifnya murni ekonomi," kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Fadil Imran, Selasa, 4 April 2017.

Demi Ducati
Sultan Haikal, remaja lulusan SMP ini, memang bukan sosok sembarangan di dunia maya. Kemampuannya belajar sendiri meretas situs, membuat namanya dikenal luas di dunia hacker.

Ngeri! Gegara Gagal Tawuran, Kawanan Remaja di Bekasi Todong Sekuriti Pakai Celurit dan Parang

Bahkan konon, Sultan Haikal pernah dinobatkan sebagai tiga besar hacker Indonesia dalam komunitas hacker. Namanya pun sempat disejajarkan dengan Jim Geovedi, yakni hacker Indonesia yang dulu pernah populer karena meretas satelit.

Pemeriksaan polisi, setidaknya ada 4.600 situs yang telah diretas oleh Sultan Haikal. Dan pastinya, situs yang telah dijebol Haikal sudah barang tentu bukan situs biasa.

Twitter Sultan Haikal, hacker peretas situs tiket.com

FOTO: Twitter Sultan Haikal, hacker peretas situs tiket.com

Termasuk diakuinya yang pernah diretas adalah situs milik Polri, yang kini menyeretnya. Sebab itu, pria asli Tangerang Banten ini memang bukan sosok sembarangan di dunia peretas.

Meski begitu, Sultan Haikal, tetap sosok remaja biasa. Dari pengakuannya mendapatkan keuntungan dari meretas. Uang itu hanya digunakan untuk foya-foya.

Ya, seperti remaja umumnya. Uang itu ludes dalam waktu singkat. "Saya belikan motor Ducati sama foya-foya. Enggak ada pengeluaran untuk investasi," kata Haikal di Bareskrim Polri.

Sejauh ini diakui memang belum ada bukti bahwa Haikal memanfaatkan uang meretas itu untuk investasi. Dari barang bukti yang diamankan pun cuma hal yang biasa, yakni kartu ATM tiga buah, telepon seluler, dua laptop, satu router Wifi, sepeda motor, dan tabungan dengan saldo Rp212 juta.

Selamatkan Haikal
Lalu bagaimana nasib Haikal ke depan? Saat ini, kepolisian mengancam akan menjerat pria berwajah ganteng ini dengan Pasal 46 ayat (1), (2) dan (3) juncto Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) dan atau Pasal 51 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 35 dan/atau Pasal 36 Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

Dan atau Pasal 363 KUHP dan/atau Pasal 3, Pasal 5 dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Untuk ancaman penjaranya, jika merujuk ke UU ITE, maka dipastikan Haikal akan terkena 8 tahun penjara atau denda paling banyak Rp800 juta.

Namun, di luar itu. Sosok Sultan Haikal ternyata mendapat pembelaan dari netizen. Terlepas kasus pidananya, Sultan Haikal dianggap sebagai aset penting untuk Indonesia.

Laman situs milik hacker Sultan Haikal

FOTO: Tampilan muka laman situs milik Sultan Haikal

Dengan kemampuan yang dimilikinya itu, pemerintah mesti melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap Haikal. Apalagi disebut-sebut bahwa Haikal memang terlibat dalam perlindungan sejumlah website yang ada di dunia maya.

Kesaksian ini disampaikan oleh Shabrina Jasmine, yang mengaku sebagai kakak perempuan dari Sultan Haikal. Dari pengakuan Shabrina, Haikal sesungguhnya bekerja untuk menjaga keamanan dari sejumlah situs.

Teknisnya, Sultan Haikal menyusup website milik seseorang atau lembaga, lalu ia menawarkan kerjasama untuk memperbaiki celah yang mungkin bisa dimasuki oleh peretas.

"...Dia yg meretas yg membobol ke suatu akun itu betul krn hanya untuk membuktikan sistem penjagaan tidak aman, tp kalau ada yg mengambing hitamkan allahualam,,keluarga kami tdk pernah memakai uang haram...," tulis shabrinajasmine lewat akun instagramnya dikutip VIVA.co.id Rabu, 5 April 2017.

Lewat akun instagram ini juga, shabrinajasmine juga mengunggah sebuah foto dari akun twitter milik Sultan Haikal yang pernah mengingatkan kepada situs tiket.com bahwa ada masalah di laman website mereka.

"9 oct adik saya sudah bisa membuka situs tiket.com sudah memperingatinya jg,tp ga respond,,wajar ya tmn nya yg tau dia udh bs buka web itu langsung kasih tau ngincer ni anak,adik saya udh cerita dia bilang dia Gak mau,krn dia biasa mendapatkan uang dngn cara halal,tp krn ini tmnnya maksa trs dan haikal sblm2nya sudah sering dikasih uang cuma2 sm temannya yg ini,haikal kasih ke temannya pasword&username nya..."

Shabrina Jasmine, kakak dari Sultan Haikal

FOTO: Akun milik shabrinajasmine di Instagram yang mengaku kakak kandung dari Sultan Haikal, hacker yang meretas laman tiket.com

Peringatan Haikal kepada situs Tiket.com ini, diakui memang terkonfirmasi dari pengakuan polisi ketika memeriksa Haikal. Di pemeriksaan, Haikal mengakui kalau ia memang kesal dengan laman Tiket.com.

Peringatannya kepada pemilik situs tak ditanggapi, sehingga Sultan Haikal pun mebobol situs tersebut. "Dia kesal karena pemilik situs sudah diberitahu kelemahannya tapi tidak ditanggapi," kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Fadil Imran.

Lantas bagaimana nasib Sultan Haikal? Jelas ini menjadi kewenangan polisi. Kemampuan remaja 19 tahun yang luar biasa ini diakui memang patut diberi acungan jempol. Namun demikian, kejahatan tetap kejahatan. Pencurian apa pun dalihnya tidak dibenarkan. Sultan Haikal tetap menjadi pesakitan di tahanan polisi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya