Tanda Longsor Sudah Sebulan Lalu, Kenapa Tetap Makan Korban?
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA.co.id – Bencana tanah longsor meluluhlantakkan Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Akibat ini, dua orang warga meninggal dunia dan sebanyak 26 lainnya belum ditemukan.
Guguran longsor ini diduga berasal dari tebing tanah setinggi 100 meter dan meluncur deras ke permukiman ketika hujan deras melanda. Tanah pun melorot sepanjang 800 meter dengan ketebalan hampir 20 meter.
Dari riset sementara yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sesungguhnya potensi longsor ini sudah ada pertandanya sejak tiga pekan sebelumnya.
Tanda itu berupa, pertama, adanya retakan tebing kurang lebih 30 sentimeter, tiga minggu sebelum kejadian. Lalu, retakan kembali berangsur meluas dengan kedalaman 9 meter pada dua pekan kemudian.
"Retakan tebing mengalami penurunan hingga 15 meter pada satu minggu sebelum kejadian," tulis laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikutip Senin, 3 April 2017.
Infografis longsor Ponorogo. Penyebab, dampak dan upayanya. Tim SAR masih melakukan pencarian 26 korban tertimbun longsor. @Pak_JK @jokowi pic.twitter.com/HtRCwZjZtL
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 2 April 2017
Guguran tanah hingga 15 meter itu seharusnya memang disadari oleh warga setempat. Apalagi, sehari sebelum longsor yakni, Jumat, 31 Maret 2017, terjadi hujan dengan potensi sangat lebat.
Kondisi inilah yang kemudian membuat struktur tanah semakin lemah dan seolah menunggu waktu untuk longsor. Malang tak dapat ditolak, longsor dahsyat pun menggulung justru saat warga Dusun Tangkil Desa Banaran masih memanen jahe milik mereka.
Abai bencana
Selain pertanda alam, ancaman longsor yang melanda Dusun Tangkil juga telah diingatkan oleh warga. Meski hingga kini tak diketahui siapa figur yang mengingatkan.
Namun faktanya memang warga setempat mengabaikan ancaman bencana. Suyatno, seorang korban longsor yang rumahnya juga ikut tersapu tanah, mengaku sempat mendengar ada orang yang memperingatkan ancaman longsor.
Informasi yang didapatnya sebelum longsor menimpa, ada sosok pria berbaju hitam yang terlihat berada di atas tanah longsor sebelum kejadian. "Orang berbaju hitam itu berteriak agar warga desa berlari menjauh," kata Suyatno.
Namun demikian, peringatan itu justru dianggap warga sebagai hal yang berbau mistis. Sehingga tidak ada satu pun yang menyadari jika memang ada gundukan tanah tebal siap menimbun mereka.
"Ketika ada teriakan agar menjauh, mereka tidak menghiraukan. Akhirnya mereka tertimbun longsoran," kenang Suyatno. (ase)