Jangan Samakan Suku Mante dengan Orang Pendek

Bentuk jejak Orang Pendek yang penrah ditemukan peneliti pada tahun 2011 di Taman Nasional Kerinci Seblat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Extreme Expedition Doc

VIVA.co.id – Perbincangan mengenai sosok mahkluk yang sempat terekam kamera di pedalaman hutan Aceh oleh pengendara motor, masih menghangat.

Sejumlah orang mengaitkan kemunculan itu dengan warga Suku Mante di Aceh dan beberapa menyebutnya jika itu adalah sosok Orang Pendek yang sudah menjadi figur misterius di Sumatera sejak berabad lalu.

Suku Mante dan Orang Pendek, secara prinsip adalah hal yang berbeda. Meski memang memiliki kesamaan. Lalu apa perbedaan dua sosok yang sama-sama misterius ini?

Suku Mante

Sejak lampau dalam hikayat Aceh diyakini sebagai kelompok masyarakat pendahulu yang menjadi cikal bakal orang Aceh. Dalam buku Sejarah Peradaban Aceh, Mante, Manti atau Bante disebutkan masuk dalam salah satu suku di Rumpun Melayu dan telah ada sejak abad 12.

"Asalnya dari Aceh Besar. Namun karena terdesak kehadiran pendatang, mereka memilih mengungsi ke dalam hutan," kata Arkeolog Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Husaini Ibrahim.

Ciri orang dari Suku Mante, memang berperawakan kerdil, telanjang, sedikit bungkuk dan dikenal memiliki kemampuan berlari yang cepat.

Cerita soal Suku Mante, pernah dituliskan oleh seorang peneliti budaya Belanda Christiaan Snouck Hurgronje dalam bukunya, De Atjehers.

Maia Estianty Tak Setuju Al, El, Dul Nikah Barengan: Trauma!

Meski Snouck belum pernah bertemu dengan suku ini. Namun hikayat Mante itu dicatatkannya sebagai sosok suku yang dipercaya orang Aceh sebagai awal mula mereka.

Suku Mante dikenal juga hidup berkelompok. Beberapa kesaksian yang pernah dilaporkan, menyebutkan bahwa Suku Mante pernah ditemui di aliran sungai sedang mandi bersama-sama. Mereka memiliki rambut ikal tebal, dan memiliki semacam gelang dan tongkat kayu yang menyerupai tombak. Diduga alat itu untuk berburu mereka.

Cek Fakta: Cukup Kurangi Makanan Ini, Perut Buncit Akan Kempes Seketika

FOTO: Potongan video yang menampilkan sosok diduga Suku Mante di pedalaman hutan Aceh pada tahun 2017

“Mereka tidak memakai baju, berambut gimbal panjang dan memegang tombak kayu panjang. Tidak bisa juga dibedakan yang masih dewasa atau anak-anak," kata Sukatmoko, petugas patroli di Taman Nasional Way Kambas, yang mengaku pernah melihat kelompok ini di Hutan Lampung.

5 Mitos Keuangan yang Dibantah Robert Kiyosaki

Ya, singkatnya. Suku Mante ini kalau boleh dikatakan tak ubahnya dengan suku terasing yang ada di pedalaman hutan Aceh. Mereka mirip dengan Suku Anak Dalam atau Suku Kubu di Jambi, Suku Polahi di hutan Gorontalo, Suku Korowai di Papua, Suku Sakai di Riau, Suku Baduy di Banten, Suku Kajang di Sulawesi Selatan, dan termasuk Orang Hobbit yang pernah ditemukan di Flores Nusa Tenggara Timur yang kini sudah dinyatakan punah.

Orang Pendek

Di Sumatera, mitos soal Orang Pendek bukan cerita baru. Hampir setiap daerah memiliki kesamaan cerita soal sosok Orang Pendek.

Dalam cerita tutur yang turun temurun, Orang Pendek ini adalah sosok mahkluk yang dipercaya tinggal di dalam hutan. Mereka dikenal memiliki tubuh pendek, dengan tangan hampir menyentuh lutu, lalu memiliki bidang dada yang kekar.

Orang Pendek, juga memiliki tubuh yang ditutupi rambut dan berjalan tegak. Tahun 1923, seperti disaksikan ahli Zoologi Belanda, Van Heerwarden, di wilayah Palembang Sumatera Selatan.

Dan telah dituliskan dalam buku Reported Find of Missing Link Will Be Probed (1924), Heerwarden menyebut bahwa Orang Pendek yang ditemuinya memiliki wajah mirip manusia, dan memiliki tinggi sekira 150 sentimeter.

Atas alasan itu juga Heerwarden tidak jadi menembaknya ketika bertemu. Sebab ia meyakini bahwa yang dilihatnya bukanlah binatang namun lebih kepada manusia.

Riset soal Orang Pendek pernah dilakukan secara serius pernah dilakukan oleh peneliti Inggris Debby Martyr pada tahun 1994 dalam eksepedisi Project Orang Pendek di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Jambi.

Riset ini membuahkan hasil meski tak menyeluruh. Mereka mendapatkan jejak kaki, rambut dan feses serta jenis makanan yang biasa dikonsumsi Orang Pendek.

Debby pun menyimpulkan jika Orang Pendek memang sosok mahkluk yang berbeda. Ia bukan dari jenis kera, orangutan, siamang ataupun yang lain.

FOTO: Sisa buah yang diduga bekas dikonsumsi oleh Orang Pendek di Jambi. Dokumentasi ini diambil pada tahun 2011 dalam Orang Pendek Project/extreme expedition doc

Mereka memang memiliki rambut di sekujur tubuhnya, dengan warna keemasan. Bulu di kepala lebih panjang dan tebal, sementara di bagian dada dan perut lebih tipis sehingga memperlihatkan warna kulit mereka.

"Mereka tergolong primata, bukan manusia. Asumsi saya dia lebih dekat ke Siamang. Mereka tidak berkelompok tapi tumbuh dalam keluarga kecil-satu ibu dan anak-anak tanpa pejantan," kata Debby. (Baca: “Orang Pendek” Sumatera: Manusia atau Kera?)

Meski begitu, kesimpulan itu hingga kini belum ada riset pembanding lainnya atau pembaruan lebih lanjut. Yang jelas di Sumatera Orang Pendek memang sudah jadi sosok imajiner yang tinggal di dalam hutan.

Penamaan mereka juga berbeda-beda, seperti Uhang Pandak, Atoe Pandak, Atoe Rimbo (hantu hutan) di Jambi, Gugu di Bengkulu, Letjo di Padang, atau Sedabo atau Sedapa di sebagian Sumatera Selatan dan Jambi. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya