Dukung Petani Kendeng, Mahasiswa di Makassar Semen Kaki
- REUTERS / Beawiharta
VIVA.co.id – Mahasiswa di Kota Makassar, yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, atau PMII Kota Makassar, melakukan aksi semen kaki sebagai wujud solidaritas. Aksi ini sebagai dukungan terhadap petani Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, yang menolak eksploitasi oleh perusahaan semen.
"Kami mau memberikan dukungan bagi petani Kendeng, yang melawan pabrik semen. Perjuangan mereka jelas, eksploitasi tambang akan menghilangkan sumber mata air, serta merusak lingkungan," kata Anzal, selaku Jenderal Lapangan Aksi Solidaritas di fly over Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis 30 Maret 2017.
Ia mengungkapkan, aksi semen kaki dilakukan selama dua jam, yang dilakukan oleh sembilan demonstran sebagai simbol bahwa pejuang petani Kendeng tidak berjuang sendiri. Menurutnya, yang dilakukan petani Kendeng, termasuk almarhumah Patmi, salah satu demonstran asal Kendeng yang meninggal dunia saat aksi memasung kaki itu, ibarat berjihad di jalan Allah.
"Apa yang dilakukan Ibu Patmi dan ibu-ibu lainnya untuk mencegah terjadinya kerusakan alam, merupakan sikap amar ma'ruf nahi mungkar. Mereka berjihad dan berjuang, menentang eksploitasi alam yang dilakukan korporasi semen yang akan membunuh penghidupan warga," lanjut Aznal.
Lebih lanjut, Anzal menjelaskan, keluarnya kebijakan izin lingkungan penambangan yang baru jelas membuktikan bahwa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tidak patuh pada putusan Mahkamah Agung. Padahal, majelis hakim dalam putusan MA memberikan pertimbangan hukum untuk melarang penambangan di Kendeng Rembang.
"Saat itu, hakim yakin betul bahwa daerah pegunungan Kendeng adalah daerah cekungan air tanah, yang tidak boleh ditambang. Belum lagi, di sana memang terdapat sumber air yang bisa menghidupi masyarakat sekitar," tuturnya.
Karena itu, Anzal mewakili peserta aksi yang tergabung dalam PMII Makassar, menuntut Presiden Joko Widodo bersikap tegas untuk menolak pembangunan pabrik semen di pegunungan kapur Kendeng, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ia juga menuntut, agar Presiden Jokowi mencabut SK Gubernur Jateng tentang izin lingkungan penambangan dan pembangunan pabrik semen.
Sebelumnya, aksi petani Kendeng yang fenomenal itu sudah dilakukan sejak 2016 lalu. Mereka kukuh menentang pendirian pabrik semen di tanah mereka, lantaran dianggap akan merusak kawasan dan kehidupan masyarakat.
Aksi ini awalnya diinisiasi oleh para petani perempuan Kendeng di Istana Negara pada April 2016. Sebanyak sembilan perempuan menyemen kakinya di depan Istana Negara.
Ketika itu, aksi itu cukup membuahkan hasil dan perhatian. Ditambah lagi, dengan keluarnya putusan pengadilan bahwa pendirian pabrik semen di Rembang memang bermasalah. (asp)