Kenangan Kerabat Tentang Sosok Hasyim Muzadi
- VIVA.co.id/Lucky Aditya
VIVA.co.id – Duka mendalam masih terasa di Pondok Pesantren Al Hikam, Jalan Cengger Ayam, Lowokwaru, Kota Malang. Di Pondok Pesantren yang berdiri sejak 1991 silam, almarhum KH Hasyim Muzadi memulai syiar agama Islam.
Sudah banyak santri yang lulus dari Al Hikam Malang. Di mata Alfian Futuhul Hadi, putra Kiai Muchid Muzadi atau keponakan Hasyim, sang paman merupakan tokoh yang mampu membuat keseimbangan dalam keluarga.
"Saya pribadi merasa kehilangan tokoh yang mampu membuat keseimbangan keluarga. Kami bangga mempunyai keluarga yang mampu menjadi tokoh keislaman dan keindonesiaan," kata Alfian di Malang, Jumat, 17 Maret 2017.
Hasyim satu-satunya paman laki-laki yang dimiliki Alfian dari keluarga Muzadi. Hasyim Muzadi merupakan sandaran keluarga besar.
"Pemikiranya kurang lebih sama dengan almarhum bapak, intinya soal keIslaman dan keindonesiaan. Bagaimana sebagai warga Indonesia dan Muslim tidak ke kanan dan ke kiri," ujar Alfian.
Sementara Muhammad Nafi', salah satu pengasuh Ponpes Al Hikam bercerita di hari terakhir meski dalam kondisi sakit Hasyim masih memikirkan para santri. Ia berkeinginan mengajar dan mengontrol masjid meski dalam kondisi sakit.
"Tiga hari yang lalu pulang dari rumah sakit, santri diinginkan meneruskan khataman kitab Al Hikam. Sebanyak 22 santri itu yang berada di Depok di ajak ke Malang. Saat itu pulang dari rumah sakit yang pertama Januari lalu. Sempat dua kali ngaji bersama kiai," tutur Nafi'.
Namun karena kondisi memburuk, akhirnya Hasyim ke Malang dan santri dibawa ke Malang semua. Sedangkan saat keluar dari rumah sakit pada Senin lalu, Nafi' menjelaskan kondisi Hasyim lebih banyak diam. Sedangkan soal kesehatan ada grafik yang lebih baik di dua malam berada di rumah.
"Kalau pesan untuk Ponpes Al Hikam, saya tidak menerima, mungkin istri atau putra-putrinya. Kami mohon doa, untuk Gus Hilman Wajdi dan ustadz yang ada di sini. Ponpes sudah lama diserahkan ke Gus Hilman oleh beliau," ujar Nafi'.