Pemasok Senjata Jaringan Abu Faisal Masih Terkait Bom Solo
- VIVA.co.id/Aji Y.K
VIVA.co.id – Dua tersangka pemasok senjata api jaringan Abu Faisal diduga masih terkait dengan bom bunuh diri di Mapolres Surakarta, pada Juli 2016 lalu. Dugaan ini setelah dilakukan pengembangan oleh tim Detasamen Khusus 88 anti teror.
"Ada kaitannya dengan bom bunuh diri di mapolres Surakarta tahun kemarin. Mereka hasil pengembangan Densus 88 anti teror," kata Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Agung Budi Maryoto di Polda Sulsel, Kamis, 16 Maret 2017.
Dijelaskan Agung, peran dua tersangka berinsial C (39) dan T (41) masih sebagai pemasok senjata api ke jaringan Abu Faisal. Menurut dia, dalam perannya, dua tersangka ini memberikan petunjuk mendapat senjata.
"Mereka penunjuk jalan untuk membeli senpi di OKU Selatan. Untuk peluru yang didapatkan masih kita kembangkan sumbernya dari mana, " katanya.
Adapun Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Prasetijo Utomo mengungkapkan, pada 2016 lalu, dua orang kaki tangan Abu Faisal yakni Asep dan Bram diangkap lebih dulu oleh tim Desus 88. Kedua tersangka ini juga mencari senjata di Kabupaten OKU Selatan.
"T dan C ini, menunjukkan tempat pembelian senjata ke OKU timur seharga Rp10 juta, setelah diminta oleh Asep dan Bram. Ketika itu, Abu Faisal menginap di hotel kawasan OKU Selatan" ujr Prasetijo.
Prasetijo melanjutkan, kini pihaknya sedang memburu para pembuat senjata api rakitan kepada jaringan Abu Faisal.
"Abu Faisal sebagai komandan lapangan. Sekarang yang lagi dikejar, pelaku pembuatan senjatanya" lanjutnya.
Terkait kejadian ini, seluruh perdagangan senjata api rakitan di wilayah Sumsel akan terus dirazia oleh pihak Kepolisian.
"Sudah ada ratusan lebih senjata api rakitan didapatkan dari masyarakat. Bahkan ada juga yang menyerahkan sendiri ke Polisi. Kita terus memberikan imbauan kepada masyrakat agar tidak memproduksi senjata api" katanya.