Caledonia Sky, Kapal Canggih yang Abai Fenomena Alam Papua

Kapal berbendera Bahama, MV Caledonia Sky, berbobot 4.200 GT yang kandas di kawasan wisata Kepulauan Raja Ampat Papua, Sabtu (4/3/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/KKP doc

VIVA.co.id – Gugusan karang langka dan unik seluas 1.600 meter persegi di Kepulauan Raja Ampat Papua Barat hancur seketika saat kapal pesiar MV Caledonia Sky memaksa melintas usai terjebak di kondisi pasang surut.

Muhammadiyah Turun Langsung, Ikhtiar Cegah Kerusakan Lingkungan Dengan Langkah Ini

Kapal canggih berbendera Bahama yang mengangkut 102 turis pada Sabtu, 4 Maret 2017 itu dinilai berlayar tanpa memperhitungkan fenomena alam yang menjadi ciri khas Raja Ampat. (Baca: Karena Turis Setitik, Raja Ampat Rusak Sebelanga)

"Diduga akibat nakhoda hanya memonitor GPS dan radar tanpa memperhitungkan pasang surut (keadaan alam)," kata Direktur Jenderal Pengelolaan ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Satyamurti Poerwadi, Rabu, 15 Maret 2017.

Jaksa Agung: Kerugian Negara Akibat Korupsi Timah Fantastis Capai Rp 300 Triliun

Pasang Surut

Mahfud MD: Saya Tidak Melihat Pemerintah Lakukan Langkah-langkah Menjaga Kelestarian Lingkungan

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Sorong Prasetyo Budiarto yang menjadi pihak pertama kali mendapatkan laporan soal kandasnya kapal MV Caledonia Sky di kawasan Raja Ampat, mengaku, bahwa laporan kandasnya kapal itu didapat mereka pertama kali sekira pukul 14.31 waktu setempat.

Dalam laporan nakhoda MV Caledonia Sky, Keith Michael Taylor, kapal berbobot 4.200 Gross Tonage itu kandas di perairan dengan kedalaman 5 meter.

Itu merujuk pada instrumen dan GPS (Global Positioning System) yang tercantum dalam mesin kapal canggih itu. "Tapi ternyata faktanya adalah kedalaman air hanya 2 meter. Jadi kapal ini (seperti) duduk di atas karang. Mereka bingung dengan instrumen yang dimilikinya," kata Prasetyo.

Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat.

FOTO: Peneliti melakukan pemeriksaan terumbu karang Raja Ampat usai dilindas kapal pesiar, Sabtu (4/3/2017)

Menurut Prasetyo, di kawasan perairan Kepulauan Raja Ampat sejak lama memang sudah memiliki fenomena pasang surut. Kedalaman air saat pasang, diketahui bisa mencapai 5-6 meter, sementara di saat surut bahkan ada beberapa titik yang bisa memiliki kedalaman kurang dari dua meter.

"Jadi kapal dengan draft (kedalaman kapal) dua meter, melintas itu harus hati-hati sekali. Itu tergantung pasang surut (untuk melintas)" kata Prasetyo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya