Karena Turis Setitik, Raja Ampat Rusak Sebelanga

Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/HO/Pemda Kabupaten Raja Ampat

VIVA.co.id – Ibarat pepatah, Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga, begitulah kini nasib jantung terumbu karang di kawasan Raja Ampat Papua Barat.

Muhammadiyah Turun Langsung, Ikhtiar Cegah Kerusakan Lingkungan Dengan Langkah Ini

Bagaimana tidak, cuma karena ada kapal pesiar yang membawa 102 turis, kini gugusan karang usia ratusan tahun di Raja Ampat terpaksa menanggung derita.

Sebanyak 1.600 meter persegi terumbu karang yang tumbuh sejak berabad lalu, luruh dilindas kapal sepanjang 90 meter dengan berat 4.200 Gross Tonnage yang terjebak di air surut.

Jaksa Agung: Kerugian Negara Akibat Korupsi Timah Fantastis Capai Rp 300 Triliun

Sejauh ini, pemerintah Indonesia mengaku siap menuntut pemilik kapal MV Caledonian Sky yang memasuki kawasan Raja Ampat pada 3 Maret 2017 itu untuk bertanggung jawab.

"Pemerintah (akan) melakukan investigasi," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di kantor Presiden, seperti dilansir di laman Sekretariat Kabinet, Selasa, 14 Maret 2017.

Mahfud MD: Saya Tidak Melihat Pemerintah Lakukan Langkah-langkah Menjaga Kelestarian Lingkungan

Pulau Wayag Raja Ampat.

FOTO: Gugusan pulau di Kepulauan Raja Ampat Papua Barat yang memesona

Kerusakan terumbu karang di Raja Ampat, bukan perkara biasa. Dalam laporan riset yang dilakukan oleh Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Raja Ampat memiliki 75 persen jenis karang yang ada di dunia.

Lengkapnya karang itu, diketahui merupakan satu-satunya di dunia dan itu terbukti memang cuma ada di Raja Ampat.

Atas itu, dengan kejadian rusaknya terumbu karang di kawasan jelas sangat mengkhawatirkan. "Kita tidak mau seperti Montara (gugusan karang di Laut Luwu, Nusa Tenggara Timur) itu yang lambat penyelesaiannya. Kita mau coba cepat,” kata Luhut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya