Jadi Dubes Ukraina, Yuddy Chrisnandi Dilepas Tokoh Jabar
- Syaefullah
VIVA.co.id – Dari 17 duta besar yang dilantik Presiden Joko Widodo pada Senin 13 Maret 2017, di Istana Negara, ada nama mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Politisi Partai Hanura itu dipercaya menjadi Dubes Ukraina merangkap Georgia dan Armenia.
Yuddy mengatakan, akan bekerja maksimal dalam mengenalkan Indonesia, terutama kepada tiga negara tersebut. Sebab, menurutnya, tantangan yang besar karena keberadaan kedutaan di sana masih baru.
Sehingga, begitu tiba di Kiev, Ibukota Ukraina, dia mengaku akan bertemu dengan seluruh WNI di sana, yang jumlahnya dari yang terdaftar sekitar 80 jiwa dari ketiga negara tersebut.
"Oleh karena itu, tantangannya adalah bagaimana membumikan Indonesia di tiga negara tersebut. Mengenalkan Indonesia, membangun kerja sama baru. Itu paling penting. Dan, diharapkan kunjungan masyarakat dari tiga negara meningkat begitu juga kunjungan kita," kata Yuddy di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Turut mendampingi Yuddy adalah sejumlah tokoh Jawa Barat, seperti Ketua Umum Paguyuban Pasundan Jawa Barat Prof. Dr. Didi Turmudzi. Ketua dari organisasi yang membawahi sejumlah lembaga pendidikan ini menyatakan senang dengan capaian Yuddy.
"Penugasan ini adalah tempat bagi Kang Yuddy untuk menempa diri dalam rangka melakukan perjuangan yang lebih besar lagi ketika nanti akan kembali ke Tanah Air," ujarnya.
Menurut dia, Yuddy yang masih muda harus menempa diri dalam percaturan global. Dia berharap, ini menjadi pelajaran untuk lebih baik ke depannya.
"Menjadi dubes anggap saja pemanasan dan menempa diri serta membangun komunikasi dengan dunia internasional. Mudah-mudahan ini adalah yang terbaik dari Allah SWT dan ada rencana terbaik darinya untuk Kang Yuddy juga bagi bangsa dan negara Indonesia” ujarnya.
Ada juga Noeri Ispandji Firman, selaku Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi. Walau sudah menjadi dubes, dia berharap Yuddy bisa lebih tenang melihat persoalan.
"Semoga dengan menjadi duta besar di Ukraina, Kang Yuddy dapat melihat persoalan di tingkat nasional secara lebih tenang dan jernih serta tidak masuk dalam gejolak politik sesaat," katanya.
Sementara itu, Memet Hamdan, mantan Ketua Bamus Jawa Barat, menilai bahwa ini sebagai langkah positif Yuddy dalam pengalaman dia sebagai seorang politisi. "Penugasan tersebut sangat baik karena akan melengkapi daftar pengalamannya sekaligus membuka nalar dan wawasan yang kuat selaku wakil negara dan bangsa Indonesia di negara belahan timur," katanya. (asp)