Pulau Pejantan, Tempat Dimana Hutan Tumbuh di Atas Batu
- VIVA.co.id/googlemap
VIVA.co.id – Pejantan, demikian nama pulau yang terletak Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau ini. Namanya masih terasa asing di ingatan. Cukup sulit mencari referensi pulau ini di laman pencari.
Bahkan untuk foto saja, Pulau Pejantan tak pernah muncul di laman pencari internet. Ia hanya muncul di peta, dengan posisi di tengah Samudera Pasifik, diapit Pulau Kalimantan dan Pulau Batam, atau tepatnya berada persis di atas Pulau Bangka Belitung.
Lalu, apa istimewanya pulau yang konon hanya dihuni oleh 40 orang ini?
Hampir 12 tahun lalu, tepatnya pada 2005, sebuah riset yang diduga tak berizin dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Jepang yang tergabung dalam Institute of Critical Zoologists (ICZ).
Secara bertahap, hingga 2009 mereka berdiam di Pulau Pejantan dan melakukan sejumlah penelitian. Mulai dari flora, fauna hingga ke seluruh kehidupan di sudut pulau yang memiliki luas 927,34 hektare itu pun diteliti.
Bertahun-tahun hasil riset itu pun menjadi konsumsi ICZ. Hingga kemudian laporan hasil penelitian itu terkuak di laman resmi milik ICZ. Hasilnya mengejutkan, lembaga peneliti ini rupanya mengungkap ada fenomena unik di Pulau Pejantan.
Seperti dikutip dari laman mereka, peneliti ICZ ternyata menemukan ada 350 spesies baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Di laporan itu, ICZ bahkan menampilkan sejumlah foto unik.
Mulai dari cacing pasir aneh, ikan lentera yang bercahaya di dalam laut, burung surga, kodok mata merah, cacing bercahaya, kura-kura langka, hingga ke geiser hitam atau fenomena semburan air panas yang keluar dari dalam pasir.
FOTO: Penampakan geiser hitam di Pulau Pejantan yang diabadikan peneliti Institute Of Critical Zoologists (ICZ) pada tahun 2009/ICZ
FOTO: Penelitian lubang geiser hitam oleh tim peneliti Institute Of Critical Zoologists (ICZ)
FOTO: Ghosthare, hewan aneh yang ditemukan oleh tim peneliti Institute Of Critical Zoologists (ICZ) di Pulau Pejantan Kepulauan Riau
"Ekosistem di Pulau Pejantan benar-benar baru dibanding dengan ekosistem di tempat lain di dunia," kata Darrel Covman, Project Manager of SCPR-IarBIS (Scientific Committee on Pacific Research Island Biodiversity Information Systems) dilansir dalam ICZ.
Ya, ICZ memang mengklaim benar-benar menemukan keanekaragaman hayati yang baru dan unik di Pulau Pejantan. Dan itu berbeda dengan yang pernah ditemukan di belahan dunia lain.
"Orang biasa berpikir jika mengunjungi pulau yang berdekatan di wilayah yang sama, maka kesamaan keanekaragaman hayati pasti tampak jelas. Tapi di Pejantan, ini tidak terjadi," kata Darrel.
Indonesia Bagaimana?
Fenomena surga baru bagi spesies di Pulau Pejantan yang ditelusur ICZ sontak menghentak. Terutama bagi Indonesia yang sejatinya sebagai pemilik wilayah.
Pulau Pejantan yang terentang laut ratusan kilometer itu, sejak awal memang tak pernah dipedulikan atau kalau boleh disebut diperhitungkan.
Meski begitu, riset ICZ yang disinyalir tak berizin atau ilegal itu pun akhirnya memaksa pemerintah ikut mencari tahu. Laporan bahwa ada 350 spesies baru yang berbeda di banding belahan dunia mana pun itu, segera direspons oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Atas itu, pada 25 Januari hingga 6 Februari 2017, sejumlah peneliti Indonesia pun diterjunkan ke Pulau Pejantan. Selama dua pekan, tim pun melakukan eksplorasi dan pengujian sejumlah sampel.
Pulau Pejantan, diteliti sbg tindak lanjut arahan MenLHK atas penemuan pulau ini oleh Institute of Critical Zoologist (ICZ) tahun 2005-2009.
— Kementerian LHK (@KementerianLHK) 9 Maret 2017
Dan hasilnya sekali lagi memang mengejutkan. Pulau Pejantan memang benar-benar seperti surga ekosistem baru bagi tumbuhan dan satwa.
"Kami menemukan ekosistem unik yaitu vegetasi hutan yang tumbuh di atas batu granit, di sela-sela atau lapisan tanah tipis di atas batu granit. Disebut unik karena ekosistem ini belum pernah ada (bahkan di klasifikasi tipe ekosistem)," kata Hendra Gunawan, ketua tim peneliti dalam siaran persnya dikutip VIVA.co.id, Kamis, 9 Maret 2017.
Sobat Hijau, pulau Pejantan yang ad di kawasan Bintan, Kepri, menyimpan harta kenaekaragaman hayati dan spesies yang baru ditemukan. pic.twitter.com/C4Unj7rMdZ
— Kementerian LHK (@KementerianLHK) 9 Maret 2017
Tak cuma itu, sejumlah spesies baru dan unik memang betul-betul masih ditemukan di pulau pasir tersebut. Beberapa yang diungkap seperti, bajing spesies baru, penyu sisik, penyu pipih dan lain sebagainya.
Sejauh ini dari riset awal, terungkap jika berdasarkan karakteristik biologis baik flora maupun fauna di Pulau Pejantan mengindikasikan adanya kedekatan atau kekerabatan dengan ekosistem yang ada di pulau Kalimantan.
Dengan demikian, dapat diduga bahwa induk dispersal flora-fauna Pulau Pejantan memang berasal dari Kalimantan. "Meski demikian mengenai jumlah sepesies baru belum dapat dipastikan. Karena perlu kajian taksonomis dengan dukungan analisis DNA," kata Hendra.
Atas itu juga, Hendra bersama tim peneliti merekomendasikan agar ada penelitian lebih mendalam dan menyeluruh guna mengungkap potensi Pulau Pejantan. Dengan itu, terlepas telah adanya riset dari ICZ soal kehidupan unik di Pejantan, Indonesia harus memiliki basis data sendiri soal fenomena langka pulau di tengah samudera tersebut.
"Bagaimana bisa vegetasi tumbuh di atas batu granit, ini perlu diteliti lebih dalam," katanya.
Lalu seperti apa Pulau Pejantan? Mungkin ada baiknya, kita mulai membicarakan ini. Rasanya cukup sudah Pejantan milik Indonesia dijamah oleh asing. Mumpung belum terlambat. (mus)