Pelaku Bom Bandung Didikan Aman Abdurahman, Ungkap Polri
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id – Yayat Cahdiyat alias Abu Salam – pelaku kasus bom panci di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, 27 Februari lalu – ternyata masuk dalam jaringan Jamaah Ansurud Daulah (JAD), Aman Abdurahman, yang merupakan pentolan kelompok Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam alias ISIS.
"Yayat ini berafiliasi dengan JAD, kalau kita telusuri kepada Aman Abdurahman," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Rikwanto, di Mabes Polri Jakarta Selatan, Jumat 4 Maret 2017.
Namun, Rikwanto belum mengetahui apakah Aman Abdurahman mengirimkan dana kepada Yayat dalam kegiatan aksi teror pembuatan bom panci. Kendati demikian, Polri tetap melakukan penelusuran lebih dalam soal aliran dana tersebut.
"Perkara bantuan pihak lain dalam pembuatannya masih dalam pencarian dan penelusuran," ujarnya.
Rikwanto memastikan, bahwa bom panci itu dirakit sendiri oleh Yayat di salah satu rumah kontrakan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Dalam penyitaan di rumah kontrakannya, kami temukan beberapa buku agama dan buku sains, fisika. Itu bisa jadi panduan yayat dalam membuat barang-barang tersebut termasuk bom," katanya.
Pernah Merampok
Dari latar belakang Yayat, kata Rikwanto, bahwa yang berangkutan pernah terlibat dalam kegiatan Fa'i atau perampokan harta benda yang hasilnya digunakan untuk jihad.
Perampokan yang dilakukan Yayat yaitu sebuah mobil Avanza di Cikampek, Jawa Barat, dan terlibat kegiatan penyiapan logistik latihan militer di Aceh. Yayat sempat ditahan mulai 2012 sampai 2015.
"Namun pada 2014 bebas. Kemudian melakukan lagi (tindak teror). Jadi track recordnya Yayat bergabbung dengan kelompok-kelompok tersebut dan kita bisa katakan teroris," katanya.
Bom panci meledak di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin, 27 Februari 2017. Setelah meledakkan bom, Yayat kemudian melarikan diri ke kantor Kelurahan Arjuna. Dia akhirnya tewas setelah berupaya melawan polisi. (ren)