Lokalisasi Sunan Kuning Tolak PSK Luar Daerah
- VIVAnews/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Pengelola Resos Argorejo, atau lokalisasi Sunan Kuning, Semarang, menolak masuknya pekerja seks komersial, atau PSK dari luar daerah di kompleks mereka. Hal itu menyikapi rencana penutupan kompleks oleh Kementerian Sosial pada 2019 mendatang.
Menurut Koordinator Keamanan Sunan Kuning, Ari Istiyadi, pihaknya membatasi jumlah PSK Sunan Kuning yang kini tercatat mencapai 488 orang. Pembatasan itu, agar program pengentasan PSK bisa berlangsung dengan baik, menyusul rencana penutupan lokalisasi terbesar di Semarang itu.
"Tidak boleh masuk lagi. Kami sudah batasi jumlahnya. Jika kedapatan nekat masuk ke sini, maka akan kami usir," ujar Ari, Senin, 27 Februari 2017.
Pria yang juga Ketua Lentera ASA itu menyebut, kondisi overload di lokalisasi setempat terlihat dari wisma yang ada. Sebanyak 168 di sana kini telah penuh sesak oleh anak asuhnya. Sebanyak 228 ruang karaoke pun juga telah penuh.
"Kami juga terapkan aturan bagi anak asuh yang nekat pindah wisma akan kami sanksi. Kalau diperingatkan tidak bisa maka diusir. Wismanya disegel," tegas Ari.
Selanjutnya, Ari menjelaskan, pihaknya kini masif melakukan program pelatihan kewirausahaan kepada ratusan PSK sebagai bekal untuk membaur ke masyarakat, setelah Sunan Kuning resmi ditutup. Selain program wajib menabung, para PSK juga wajib periksa kesehatan rutin agar terhindar dari penyakit.
"Siap tidak siap, karena (rencana penutupan) ini program dari negara, maka harus dipatuhi," katanya.
Kendati demikian, pihaknya meminta agar pemerintah mematangkan rencana penutupan lokalisasi tiga tahun mendatang. Karena solusi kongkrit harus ada tak hanya untuk para PSK, tapi juga pengasuh dan pemilik wisma.
Ketua Resos Argorejo, Suwandi Eko Putranto, meminta pemerintah bisa memberikan tenggat waktu penutupan Sunan Kuning hingga 2022 mendatang. Sebab, ratusan anak asuhnya banyak mengeluh masih mempunyai tanggungan utang.
"Pemilik wisma belum siap. Karena mereka kebanyakan punya tangguan bank, mulai ada yang utang mobil dan rumah, sehingga mereka belum balik modal. Jadi lebih baik rencana itu dikaji ulang. Kami keberatan kalau ditutup 2019, mendingan pada 2022," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini ada sebanyak 488 PSK yang bermukim di 160 wisma di Sunan Kuning. Dari 488 PSK itu hampir 90 persen belum siap jika dalam waktu dekat lokalisasi ditutup. Sebab, kebijakan pengurus Resos terkait wajib menabung bagi para PSK kini hanya dikuti 10 persen saja. (asp)