Bentrok di Intan Jaya Papua, 3 Tewas 14 Rumah Dibakar
- VIVA.co.id/Banjir Ambarita
VIVA.co.id – Bentrok antara kubu pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Intan Jaya Papua berlanjut hingga Sabtu, 25 Februari. Korban tewas juga bertambah menjadi 3 orang serta puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa korban tewas akibat bentrok tersebut berjumlah 4 orang. Bentrok pendukung pasangan calon memang sempat membuat situasi di Sugapa, Ibu Kota Intan Jaya, mencekam.
"Tadi terjadi pembakaran beberapa rumah dan pembunuhan yang dipicu adanya 1 orang meninggal pagi dini hari, jadi korban tewas total sudah 3 orang sedangkan rumah yang dibakar 14 unit," ujar Juru Bicara Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal dalam keterangan persnya.
Â
Selain korban tewas, insiden tersebut juga menyebabkan 18 orang luka berat, 30 luka ringan dan 30 orang terpaksa harus dievakuasi ke Nabire dengan pesawat yang ditumpangi Kapolda Papua, Pangdam Cendrawasih, KPU Papua dan Panwas Provinsi.
Kedatangan Kapolda dan Pangdam ke Sugapa, dalam rangka melakukan pengecekan ke TKP pembakaran rumah, perusakan kantor KPU dan pendukung calon yang bertikai. Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta masing-masing pihak menahan diri agar situasi kondusif. "Jangan lagi ada penyerangan dan pembakaran, semua harus menahan diri, itu himbauan Kapolda," ujar Mustofa Kamal.
Â
Guna menjaga keamanan dan ketertiban, Polda Papua mengerahkan satu peleton personelnya untuk membantu pengamanan di Kabupaten Intan Jaya. Pengerahan pasukan akan dilakukan bertahap, mengingat kapasitas pesawat yang membawa pasukan kecil dan tidak setiap waktu bisa menuju Intan Jaya. "Personel tidak bisa kami drop semua, karena kapasitas pesawat yang kecil serta cuaca yang tidak bisa diprediksi," ujarnya beralasan.
Sebelumnya, Kabupaten Intan Jaya di Papua mencekam setelah kantor KPU setempat dirusak massa kemarin. Peristiwa itu disusul pembakaran rumah dan bentrokan dua kelompok massa pendukung dua pasangan calon bupati dan wakil bupati di Sugapa, Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya, pada Jumat, 24 Februari 2017.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA.co.id dari Petrus, seorang warga setempat, dua kelompok massa itu saling serang di depan halaman rumah Natalius Tabuni, calon petahana bupati Intan Jaya, pada Jumat pagi. Massa pendukung dua calon kepala daerah itu saling serang dengan panah.
Bentrokan massa dan pembakaran rumah serta perusakan kantor KPU itu dipicu masalah penghitungan suara Pilkada Kabupaten Intan Jaya. Massa menuntut KPU segera menghitung seluruh suara agar secepatnya diketahui pemenang pemilihan bupati dan wakil bupati itu.
Bahkan bentrok bergeser menjadi isu SARA. Ada kelompok warga pendukung menganggap pasangan calon petahana nomor 3 Natalis Tabuni dan Yan Kobogeyau, yang bukan suku Moni (penduduk asli) tapi suku Dani (pendatang), sehingga tak berhak menjadi bupati.
Â
Massa juga menuding kecurangan yang dilakukan penyelenggara KPU dan Panwas, sehingga menguntungkan pasangan calon petahana.
Pilkada Intan Jaya tahun 2017 ini diikuti empat pasang calon, pasangan nomor urut 1 Bartolomius Mirip dan Deni Miagoni (Golkar, PKS, PPP, PKPI); pasangan nomor urut 2 Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme (PDI-Perjuangan); pasangan nomor urut 3 Natalis Tabuni dan Yan Kobogeyau (Demokrat, Hanura, PAN, PPP); dan pasangan nomor urut 4 Thobiaz Zonggonau dan Hermanus Miagoni (Perseorangan). (mus)