Seorang Warga Tewas dan Tiga Rumah Dibakar di Papua
- VIVA.co.id/Banjir Ambarita
VIVA.co.id - Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, membenarkan seorang warga tewas dalam bentrokan dua kelompok massa pendukung calon bupati dan wakil bupati di Kabupaten Intan Jaya pada Jumat, 24 Februari 2017.
Paulus mengonfirmasi juga bahwa belasan orang terluka akibat bentrokan itu, serta tiga rumah dibakar dalam peristiwa di Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, itu.
"Satu warga (bernama Kolenga Kawenda) tewas dan belasan lainnya luka-luka, rumah warga juga dibakar," kata Paulus saat dikonfirmasi wartawan di Jayapura.
Bentrokan itu didahului peristiwa perusakan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Intan Jaya pada Kamis, 23 Februari 2017. Lalu, dua kelompok massa saling serang dengan panah di depan halaman rumah Natalius Tabuni, calon petahana bupati Intan Jaya, pada Jumat pagi.
Menurut Paulus, awalnya ada satu kelompok massa pendukung calon bupati yang tak puas dengan hasil Pilkada Kabupaten Intan Jaya pada 15 Februari 2017. Kemudian ada yang memprovokasi mereka sehingga bertindak anarkistis, merusak kantor KPU, membakar rumah warga, dan saling serang.
Dia mengklaim situasi Kabupaten Intan Jaya sudah terkendali setelah aparat gabungan TNI dan Polri menghalau massa yang bentrok itu. Polisi juga sudah mengenali seorang di antara mereka, berinisial MT, yang ditengarai sebagai provokator. "Dia yang suruh serang KPU dan kelompok lain," kata Paulus.
Meski situasi sudah dapat dikendalikan dengan mengerahkan 400 personel gabungan TNI-Polri, Polda akan menambah pasukan ke Kabupaten Intan Jaya. Pasukan yang akan dikerahkan untuk membantu pengamanan dikirim dari Polres Timika dan Polres Nabire dengan total tiga satuan setingkat kompi. "Tapi hari ini belum bisa berangkat karena faktor cuaca," ujarnya.
Kapolda berharap, rapat pleno penghitungan dan penetapan perolehan suara ditunda sementara hingga suasana kondusif. "Kami minta plenonya ditunda dulu sampai situasi benar-benar tenang," katanya.
Bentrokan massa dan pembakaran rumah serta perusakan kantor KPU itu dipicu masalah penghitungan suara Pilkada Kabupaten Intan Jaya. Massa menuntut KPU segera menghitung seluruh suara agar secepatnya diketahui pemenang pemilihan bupati dan wakil bupati itu.
KPU tak segera menggelar rapat pleno rekapitulasi suara karena masih ada beberapa hasil pencoblosan pada sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di beberapa distrik yang belum masuk. Dua distrik yang datanya belum masuk adalah Distrik Wandai dan Distrik Agisiga. (Baca: Kantor KPU Intan Jaya Dirusak Massa) (ase)