Khofifah dan Gus Ipul Terpingkal-pingkal di Acara Pengajian
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Apa jadinya jika Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf bertemu dalam satu panggung?
Mungkin masyarakat mengira terjadi 'singkur-singkuran' antara dua sosok berlawanan politik dalam dua kali Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2008 dan 2013.
Tapi perkiraan itu berbeda dengan apa yang terjadi di acara Majelis Zikir dan Maulidur Rosul Al-Hidmah di Alun-alun kota Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu, 12 Februari 2017.
Di hadapan ribuan hadirin, Khofifah dan Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah, terlihat 'gayeng' meski tersekat pagar antara jemaah lelaki dan wanita. Khofifah tiba di lokasi dan langsung berkumpul dengan jemaah.
Sementara Gus Ipul yang datang lebih dulu tidak terlihat di atas panggung kala Khofifah tiba. Ia ternyata izin ke kamar mandi. Gus Ipul baru berkumpul bersama jemaah setelah Khofifah selesai menyampaikan sambutan.
Khofifah langsung menyapa semua tokoh yang hadir, termasuk Gus Ipul selaku orang nomor dua di Jawa Timur. Ia lalu menceritakan tentang banyaknya warga Indonesia yang dideportasi di Turki karena diduga bergabung dengan kelompok Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS).
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu juga menyampaikan tentang bahaya narkotika. Menurutnya, melalui majelis zikir, radikalisme dan narkotika bisa dicegah. "Setelah Rasulullah tidak ada, dengan siapa lalu kita berharap diajak masuk surga nanti? Apalagi kalau bukan bersama ulama," ujarnya.
Usai Khofifah lalu Gus Ipul berganti naik ke podium. Ia kemudian menyampaikan tiga hal tentang pentingnya majelis zikir. Tak lupa, sepanjang berpidato banyak banyolan dilontarkan Gus Ipul, yang merupakan ciri khasnya.
Berdasarkan pengamatan VIVA.co.id, banyolan Gus Ipul membuat Khofifah terpingkal-pingkal. Ia juga menyinggung soal jabatan yang kini diembannya.
"Jadi Wagub Jatim itu enggak enak. Pusing setiap hari. Enakan jadi bu Khofifah. Jadi menteri senang-senang terus," canda Gus Ipul. Rivalitas politik kedua tokoh Jawa Timur ini diperkirakan berlanjut pada pemilihan gubernur 2018. (ase)