Polisi: Tak Ada Peristiwa Pembakaran Alquran
VIVA.co.id – Kepolisian Resort Rembang, Jawa Tengah, Sabtu, 11 Februari 2017, melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi pembakaran tenda perjuangan yang ditempati warga penolak pabrik semen.
Berdasarkan olah TKP polisi, tidak ditemui adanya pembakaran musala, Alquran maupun atribut ibadah di bangunan tenda di dekat tapal pabrik tersebut.
“Sajadah, mukena dan Alquran, semuanya masih utuh dan sudah diamankan oleh Polres Rembang sebagai barang bukti. Jadi tidak benar kalau ada pembakaran Alquran, " kata Wakil Kepala Polres Rembang, Komisaris Polisi Pranandya Subyakto.
Pranandya mengatakan di lokasi bekas pembakaran paling banyak ditemui tumpukan kayu hangus sisa kebakaran. Pihaknya pun menampik bahwa bangunan yang dibakar itu merupakan Musala melainkan hanya bangunan kayu yang biasanya difungsikan untuk salat warga di lokasi tersebut.
"Itu hanya bangunan dari kayu yang kadang-kadang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di tenda untuk salat, " ujarnya.
Ia meminta masyarakat tidak menyeret kejadian ini ke ranah agama, karena antara informasi yang beredar di Sosial Media dengan kenyataan, sering kali berbeda.
Terkait pembakaran tenda itu, polisi kini telah meminta keterangan tiga orang saksi. Ketiganya merupakan warga yang dianggap mengetahui saat massa datang dan kemudian terjadi pembakaran.
"Kalau memang nantinya ditemukan unsur-unsur pidana, tentu polisi akan memproses secara hukum, " imbuh dia.
Lebih jauh, Wakapolres memastikan situasi di sekitar lokasi paska kejadian sudah berlangsung kondusif. Puluhan anggota Polres masih disebar ke sejumlah titik di sekitar ring satu pabrik semen, serta memberikan himbauan langsung kepada masyarakat, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban.
Aksi pembakaran dua tenda warga pro dan kontra semen di pintu masuk pabrik semen terjadi pada Jumat, 10 Februari 2017, sekira pukul 19.10 WIB. Peristiwa bermula saat tiba-tiba tenda-tenda tersebut didatangi oleh sekelompok pria misterius yang langsung merusak dan membakar tenda tersebut. Sebelum aksi pembakaran ini, massa kelompok kontra semen pada Jumat siang melakukan aksi blokade jalur masuk pabrik semen menggunakan bambu. Aksi itu sebagai protes masih berlangsungnya pembangunan pabrik paska izin lingkungan pabrik semen dicabut.