Ganjar Tak Terima Warga Jateng Tewas Gara-gara Jalan Rusak
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku prihatin dan tak terima dengan kerusakan jalan di wilayahnya yang menimbulkan korban jiwa. Ia berjanji akan secepat mungkin melakukan penambalan agar kecelakaan di jalan berlubang tak lagi terjadi.
Sejauh ini Ganjar menerima banyak keluhan warga terkait kerusakan jalan akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Jawa Tengah. Laporan yang rata-rata masuk dari media sosial itu menyebut sudah ada empat korban meninggal akibat jalan berlubang.
"Saya tidak terima jika ada yang jatuh lalu meninggal. Maka, negara harus tanggung jawab," kata Ganjar di Semarang, Selasa, 7 Februari 2017.
Ia menyebutkan, empat korban yang meninggal karena jatuh di jalan raya itu dua orang di Kabupaten Purworejo, satu korban di Kabupaten Kendal dan satu korban di wilayah Jalan Pantura Barat.
Berdasarkan pantauan yang dilakukan, jumlah jalan berlubang rata-rata terjadi menyeluruh di wilayah Jateng, mulai jalan nasional, provinsi maupun jalan kabupaten. Untuk mempercepat penanganan, pihaknya kini telah membentuk tim percepatan penanganan jalan berlubang.
"Saya minta warga hati-hati dulu, saya buat tim untuk mempercepat itu," ujarnya berjanji.
Selain itu, Pemprov Jateng juga akan memaksimalkan tugas pengamat jalan yang melaporkan dan mencatat setiap jalan berlubang yang ditemukan. Sehingga untuk sementara, perbaikan akan cepat dilakukan dengan penambalan.
Sebelumnya, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto mengakui mendapat laporan bahwa kondisi jalan di Jalur Pantai Utara Jawa yang berada di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, rusak parah.
"Berdasarkan laporan dari masyarakat, pemda dan Kepolisian, kondisi jalan strategis nasional itu sekarang sudah rusak parah," kata Arie di kantornya, Senin malam, 6 Februari 2017.
Arie menyebut, salah satu penyebab kerusakan jalan strategis nasional tersebut dikarenakan faktor pengendalian air, dan curah hujan yang ekstrem. Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, kondisi itu berkemungkinan akan terus terjadi hingga bulan Maret mendatang.
Ditambah lagi banyak kendaraan yang melintas dengan beban berlebih menyebabkan kerusakan secara eksponensial, dan peningkatan volume lalu lintas pada sejumlah ruas jalan.
Penyebab lainnya menurut Arie adalah karena adanya perubahan tata guna lahan di beberapa ruas jalan nasional. Sejumlah pembangunan di pinggir-pinggir jalan juga menghambat aliran air, akibatnya drainase tersendat hingga menyebabkan banyak genangan air. (mus)