Ketika Tren Perempuan Terlibat Aksi Teror Meningkat
- istimewa
VIVA.co.id – Fenomena perempuan Indonesia untuk terlibat dalam gerakan radikal dilaporkan meningkat. Salah satunya adalah dengan menjadi pelaku bom bunuh diri. “Jihad” bercampur dendam menjadikan mereka bahaya yang mungkin saja tak tertebak.
Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), dalam laporan terbaru mereka yang dirilis 31 Januari 2017, memang mencatat ada pergerakan nyata tentang para perempuan yang ikut berperan dalam kelompok radikal.
Penelitian menunjukkan, keterlibatan itu justru atas dasar inisiatif mereka. Perempuan sepertinya juga ingin berjuang dan mengambil jatah dalam penyebaran teror.
"Wanita ingin diakui sebagai pejuang sebagai hak mereka," tulis laporan IPAC yang dikutip VIVA.co.id, Jumat, 3 Februari 2017.
Di Indonesia, dalam catatan IPAC, selama 18 bulan terakhir, 2015-2016, pergerakan perempuan untuk terlibat aktif dalam gerakan radikal merangkak naik. Setidaknya dalam rentang waktu itu, telah ada sejumlah perempuan yang ditangkap.
Tentunya dengan beragam peran yang berbeda. Namun tetap dalam garis untuk bertindak radikal. Berikut sejumlah perempuan tersebut: