KPK: Aliran Suap Emirsyah Satar Lewat Rekening Ibu Mertua
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Komisi Pemberantasan Korupsi telah memiliki bukti dugaan aliran uang suap Rolls Royce kepada mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, melalui perusahan broker Connaught International. Aliran uang suap itu terdeteksi penyidik memakai rekening ibu mertua Emirsyah Satar di Singapura.
"Iya (melalui rekening mertuanya), karena itu penyidik sedang mendalami," kata Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, dikonfirmasi di Jakarta pada Kamis, 2 Februari 2017.
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif, menjelaskan lalu lintas keuangan keluarga Chairman MatahariMall? Itu memang sudah diawasi selama setahun terakhir. Pada Desember 2016, penyelidik KPK memeriksa Emirsyah dan istrinya, Sandriana Abubakar. Mereka mengaku kepada penyelidik bahwa orang tuanya mempunyai rekening di Singapura.
"Mereka sudah mengakui (pada pemeriksaan Desember lalu)," kata Laode belum lama ini kepada wartawan.
Bukti dimiliki KPK dengan menggandeng Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan dan lembaga antikorupsi di Singapura, cukup rinci mengenai aliran-aliran uang jutaan dolar itu. Transaksi terjadi sepanjang 2009 sampai Mei 2012. Nilainya 1,2 juta euro dan 2,18 juta dolar AS atau setara dengan Rp46 miliar.
Skemanya, uang dari Rolls-Royce ke rekening Connaught International, lalu ke rekening ibu mertua Emirsyah. Dari Rp46 miliar, sekitar US$2 juta mengalir kembali ke rekening Connaught dan PT Mugi Rekso Abadi.
Laode mengatakan KPK menduga kembalinya uang ke perusahaan milik Soetikno Soedarjo itu untuk membeli kondominium di Singapura dan sejumlah properti di Indonesia untuk Emirsyah Satar.
Menurut catatan KPK, rekening Connaught yang mentransfer uang suap itu atas nama Sallywati Rahardja. Sally dalam penyidikan kasus suap pengadaan pesawat Airbus dan pembelian mesin pesawat itu telah dicegah berpergian ke luar negeri oleh KPK. Ia telah diperiksa pada Rabu, 1 Februari 2017.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, membenarkan keterangan Manager Connaught dan PT Mugi Rekso Abadi itu sangat penting. Pasalnya, benang merah suap ini juga melibatkan Sallywati.
"Penyidik menilai pemeriksaan Sally karena keterangan yang bersangkutan ini sangat penting untuk penyidikan ESA," kata Febri.
Sebundel dokumen yang didapat penyidik KPK dari Serious Froud Office (Inggris) juga menyebut para petinggi PT Garuda Indonesia ikut menerima suap atas pengadaan dan pembelian mesin Airbus. Mereka adalah Hadinoto Soedigno dan Agus Wahjudi. Keduanya telah dicegah berpergian ke luar negeri.
Hadiinoto adalah Direktur Teknik saat Emirsyah menjadi Direktur Utama Garuda. Pada 2006, ia menjabat Direktur Citilink. Agus saat kepemimpinan Emir menjabat sebagai Executive Project Manager PT Garuda Indonesia.
Meski begitu, pada perkara ini KPK baru menjerat dua orang tersangka. Mereka adalah Emirsyah dan pemilik Cannought sekaligus pendiri MRA yang kini menjadi Bos Ferrari Jakarta, Soetikno Soedarjo.