Penutupan Bandara Adisutjipto Ganggu 150 Penerbangan Militer
- Muhammad Tahir/Tarakan
VIVA.co.id – Tim gabungan dari TNI Angkatan Udara dan petugas dari otoritas Bandara Adisutjipto Yogyakarta, mempercepat evakuasi badan pesawat Garuda Indonesia yang tergelincir, Rabu malam, 1 Februari 2017, agar bandara segera dibuka kembali.
Komandan Lanud Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Novian Samyoga menjelaskan, pihaknya mengerahkan seluruh anggota untuk mempercepat proses evakuasi. Samyoga mengaku berupaya, agar bandara kembali dibuka lebih awal dari rencana semula pukul 15.00 WIB.
"Semoga sebelum jam 15.00 WIB, sudah selesai dan bandara kembali bisa beroperasi," katanya, Kamis 2 Februari 2017.
Samyoga mengakui, penutupan bandara ini tidak hanya berimbas pada penerbangan sipil saja, tetapi juga mengganggu penerbangan militer. Setidaknya, ada 150 penerbangan militer di Yogya, yang terganggu akibat insiden tergelincirnya pesawat Garuda Indonesia.
"Harus dipercepat, kasihan penumpang. Saya di penerbangan militer, juga tidak bisa terbang. Close, tidak pilih kasih, semua yang gunakan pangkalan tidak boleh terbang," ujarnya.
Menurutnya, kendala evakuasi pesawat Garuda Indonesia ada di peralatan yang digunakan. Sebab, peralatan yang digunakan harus benar-benar sesuai untuk mengevakuasi badan pesawat besar sekelas Boeing.
"Peralatan, karena menyangkut pergerakan pesawat dengan bobot yang besar juga harus hati hati. Tidak boleh macam-macam, yang berakibat pada kerusakan pesawat," katanya.
Sementara itu. GM Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama menuturkan, Notam penerbangan yang dikeluarkannya bisa saja direvisi, jika evakuasi dapat dilakukan lebih cepat. Ia berharap, proses berjalan lancar, sehingga sebelum pukul 15.00 WIB bandara bisa kembali dibuka untuk penerbangan. "Kalau sudah selesai, maka Notam bisa diubah," bebernya.
Terkait proses evakuasi pesawat, kondisi pesawat relatif tidak terjadi kerusakan yang berarti. Bahkan, mesin pesawat masih bagus dan berada di atas tanah, serta tidak terkena benturan. (asp)