Lawan Hoax, Pemerintah akan Gandeng Facebook dan Twitter
- VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur
VIVA.co.id - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan bertemu dengan perwakilan Facebook dan Twitter wilayah Asia Pasifik. Mereka bermaksud membahas maraknya hoax, atau kabar bohong di media sosial.
"Kami mau minta kerja sama yang lebih optimal dalam rangka menangani hoax," kata Rudi di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Selasa 31 Januari 2017.
Rudi mengungkapkan, rencana pertemuan tersebut seharusnya diagendakan pada minggu ini. Namun, karena ada lain hal pertemuan dijadwalkan ulang, Senin pekan depan.
"Acara bagus, bahkan sama Google, dengan pemimpin redaksi bagaimana membersihkan, agar media-media terima yang bersih," ungkapnya.
Rudiantara menambahkan, untuk melawan hoax, lembagannya tidak hanya bekerja sama dengan penyedia jasa layanan media sosial. Lembaganya juga melakukan kerja sama dengan komunitas-komunitas media sosial.
"Yang penting, bagaimana kita coba membersihan hoax, dan tentunya kita juga perlu bekerja sama dengan masyarakat dan komunitas-komunitas," katanya.
Sampai saat ini, masih banyak bertebaran informasi tidak jelas kebenarannya yang kemudian mengarah pada hoax. Kabar bohong ini terus muncul lantaran memang mudah diproduksi, disebarkan dan kultur pengguna internet Tanah Air yang gemar berbagi tanpa mengecek kebenaran informasi.
Berikut ciri-ciri hoax:
1. Sumber yang membuat tidak jelas, sehingga tidak bisa dimintai pertanggungjawaban.
2. Pesannya sepihak, hanya membela, atau menyerang saja.
3. Sering mencatut nama-nama tokoh, seakan berasal dari tokoh itu.
4. Memanfaatkan fanatisme dengan nilai-nilai ideologi, atau agama untuk meyakinkan.
5. Judul, atau tampilan provokatif.
6. Judul dengan isi, atau link yang dibuka tidak cocok.
7. Minta supaya di-share, atau diviralkan. (asp)