‎Nelayan Jawa Ketakutan Banyak Ditangkap di Laut Kalimantan

Diskusi nelayan Pati bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Ribuan nelayan asal Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, merasa ketakutan untuk melaut karena maraknya penangkapan oleh unsur keamanan laut. Hal itu menyusul maraknya penangkapan nelayan di kawasan perbatasan Laut Jawa dan Kalimantan.

Cerita soal Pati Jadi Daerah yang Ditakuti Leasing dan Rental Mobil, Nyawa Taruhannya

Rasmijan, salah satu nelayan Juwana Pati mengatakan, ketakutan dialami oleh ribuan nelayan yang biasa melaut di kawasan perbatasan Laut Jawa. Penangkapan oleh pihak keamanan laut banyak dilakukan di wilayah perairan perbatasan Kalimantan Selatan, Makassar, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat.

"Jadi kita belum tahu persis perbatasan antara laut Jawa dan Kalimantan. Imbasnya kita sering ditangkap keamanan laut. Saat ini teman-teman ketakutan," ujar Rasmijan saat diskusi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Pati, Rabu, 18 Januari 2017.

Kasus Bos Rental Mobil Tewas di Pati, Polisi Tetapkan 3 Tersangka

Rasmijan menjelaskan, meski ketidaktahuan nelayan, akan tetapi pihak keamanan laut di luar perairan Jawa, seperti Badan Keamanan Laut, Kepolisian Air dan unsur Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) wilayah Kalimantan tetap menangkap nelayan.

"Semua unsur itu menangkap kami dengan tegas sekali. Bahkan salah seorang teman kami baru saja dipenjara tiga bulan di Banjarmasin karena masalah ini," ujarnya.

Tangani COVID-19, 32 Bus Disiapkan untuk Evakuasi Warga ke Donohudan

Atas hal itu, pihaknya meminta kepada pemerintah agar pemerintah memberikan keringanan saat nelayan Jawa secara tak sengaja memasuki wilayah laut perbatasan Kalimantan.

"Karena kalau ditangkap, selain ikan hilang, duit sampai ratusan juta juga hilang. Bahkan ada nahkoda yang d penjara. Ini jadi ketakutan kami, " beber dia.

Merespon keluhan itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, Lalu M Syafriadi meminta, agar nelayan khususnya yang kerap berlayar di perairan perbatasan untuk melengkapi peralatan kapal dengan lengkap. Salah satunya, harus adanya peta dan nahkoda yang profesional.

"Kalau membawa peta itu wajib. Karena  dengan itu para nelayan bisa langsung melihat koordinat posisi kapal agar tak memasuki wilayah lain, " ujar Lalu.
 
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, akan mengkomunikasikan keluhan nelayan itu kepada unsur keamanan laut, khususnya di wilayah laut Jawa dan Kalimantan. Hal itu agar ribuan nelayan Pati yang ketakutan bisa segera melaut kembali.

"Nanti saya akan telpon Pak Tito (Kapolri Jenderal Tito Karnavian) dan Kepala Staf Angkatan Laut serta unsur terkait. Karena ironis, kita kesulitan melaut di negeri sendiri," kata Ganjar. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya