Petani Kendeng dan Tembakau Terlibat Bentrok

Bentrokan dua pengunjuk rasa di depan kantor Gubeernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (17/1/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Aksi unjuk rasa antara Aliansi Petani Tembakau Indonesia (APTI) dan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) ricuh. Kedua kubu yang sama-sama berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang terlibat bentrok.

Bawaslu Telusuri Video Presiden Prabowo dan Pasangan Calon Luthfi-Taj Yasin di Jateng

Bentrokan terjadi akibat kedua kubu saling berorasi di sepanjang Jalan Pahlawan, tepatnya di depan kantor gubernur. Situasi memanas saat massa dari APTI bergeser menuju massa JMPPK.  

Kedua kubu yang saling bertemu akhirnya memanas. Keduanya bahkan saling dorong dan saling lempar barang-barang, seperti sendal, sepatu hingga tongkat.

Wakil Mendagri Sebut Jawa Tengah Punya Persoalan Netralitas ASN terkait Pilkada

Puluhan aparat Kepolisian mencoba melerai aksi saling dorong keduanya. Polisi bahkan sempat kewalahan karena jumlah massa yang sangat banyak. Beberapa provokator kerusuhan bahkan sempat diamankan polisi karena sempat terlibat pemukulan.

"Itu siapa yang lempar. Ayo balas, balas," teriak salah satu peserta aksi.

Pecatan Polisi Jadi Pengedar Narkoba, 18 Paket Sabu Disita

"Tenang-tenang. Kita di sini melakukan aksi damai, jangan terprovokasi," suara koordinator aksi dari pengeras suara para penolak pabrik semen Rembang.
 
Bentrokan akhirnya berhenti saat jumlah Kepolisian yang mengamankan aksi terus bertambah. Mereka kemudian membuat pagar betis serta sekat pemisah antara kedua kubu massa yang sempat bentrok.

Dalam aksinya, massa dari APTI Jateng mengerahkan setidaknya 10.000 orang yang datang dari berbagai daerah, seperti Klaten, Temanggung, Boyolali, Demak Wonosobo.

Aksi ini menuntut agar pemerintah menolak impor tembakau dan mendesak disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertembakauan yang saat ini sudah berada di meja DPR.

Di sisi lain, ratusan massa yang berdemo dari JMPPK merupakan aksi yang telah berlangsung selama 30 hari. Mereka menolak berdirinya pabrik semen oleh PT Semen Indonesia di Rembang. Aksi penolakan pabrik semen Rembang ini juga diikuti oleh artis nasional, Melanie Subono.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya