Kapal Patroli di Sumatera Utara Dilempari Bom Molotov
- ANTARA/M Syafii
VIVA.co.id – Empat petugas patroli Bea Cukai Sumatera Utara, mengalami luka berat, setelah mendapatkan perlawanan dari puluhan orang, saat melakukan penghentian satu unit kapal di Perairan Sungai Asahan, Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Sumatera Utara, Kamis petang, 12 Januari 2017.
Selain melukai petugas, pengawal kapal yang berkisar 50 orang itu, juga merusak Kapal Patroli Laut Bea dan Cukai dengan nomor lambung BC-15031. Informasi diperoleh VIVA.co.id, saat itu, Kapal Patroli bermuatan 10 petugas Bea Cukai mencurigai sebuah kapal motor tradisional. Kemudian, petugas melakukan pengejaran. Diduga mengangkut narkoba dan barang-barang ilegal.
Waktu kapal tersebut didekati, pengawal kapal itu langsung menyerang dengan bom molotov yang berisikan bahan bakar minyak jenis Pertamax serta penyerangan dengan menggunakan petasan dan kembang api.
Meski sudah diperingati dengan alat pengeras suara milik kapal patroli untuk berhenti dan tidak melakukan perlawanan. Puluhan pengawal kapal itu tak menghiraukan peringatan tersebut dan terus melakukan perlawanan.
Kepala Bidang Penidakan pada Kantor Wilayah Direktorat Bea dan Cukai Sumatera Utara, Rizal menjelaskan akibat penyerangan tersebut. Kapal patroli mengalami kerusakan.
"Akibat serangan itu, Kapal Patroli BC 15031 mengalami ledakan di bagian buritan dan ruang nakhoda serta ruang akomodasi depan dan juga 4 orang petugas luka-luka pada bagian kaki, tangan dan bahu terkena ledakan petasan serta pecahan kaca," jelas Rizal, Jumat sore, 13 Januari 2017.
Rizal mengatakan kapal yang dikawal puluhan orang itu, berhasil melarikan diri dari kejaran petugas. Sedangkan, kapal petugas ditarik dengan menggunakan perahu nelayan ke Dermaga Bea Cukai Teluk Nibung. Kasus penyerangan ini pun kemudian dilaporkan ke Polres Tanjungbalai.
"Kita sudah laporkan ke Polisi. Kota harap para pelaku bisa segera ditangkap," katanya.