Pemimpin OPM Merasa Hendak Dikudeta
- VIVA.co.id/Banjir Ambarita/Istimewa
VIVA.co.id - Panglima Tertinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jenderal Goliat Tabuni, merasa ada kelompok yang berkhianat dan akan mengkudetanya. Hal itu menyusul keterangan beberapa petinggi OPM yang menyatakan akan menyerang Indonesia, padahal dia tak pernah memerintahkan atau mengatakan semacam itu.
"Tidak ada rencana menyerang Indonesia, dan saya sama sekali tidak mengeluarkan pernyataan hal itu di awal tahun ini," kata Goliat Tabuni saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya pada Kamis, 12 Januari 2017.
Goliat berterus terang tidak ada satu pun wartawan yang menghubunginya hingga Minggu lalu. Dia baru mengetahui kabar tentang rencana OPM menyerang Indonesia melalui media massa beberapa hari terakhir.
Rencana itu, katanya, tidak benar dan sama sekali bukan keterangan resmi OPM. "Itu omong kosong. Pernyataan itu hanya dikeluarkan kelompok yang ingin menggantikan saya," ujarnya.
Goliat menuding kelompok Lekagak Telenggen, Militer Murib, Enden Wanimbo, dan Puron Wenda yang mengeluarkan pernyataan itu dengan mengatasnamakan Panglima Tertinggi TPN OPM. "Mereka mau jabatan saya, yakni menjadi Panglima Tertinggi OPM," ujarnya.
Dilansir dari Gatranews, Sebby Sambom, Juru Bicara OPM, pada 19 Desember 2016, merilis pernyataan yang mengatasnamakan Goliat Tabuni, sebagai berikut:
Pertama, kepada Komando Daerah Pertahanan (Kodap) di seluruh wilayah Papua Barat, segera melaksanakan revolusi tahapan sesuai perintah Panglima Tinggi tanggal 11 Desember 2012 di Tingginambut.
Kedua, TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) di seluruh pegunungan, pesisir pantai di Papua Barat, bersatu dalam satu komando nasional, dan sekarang kami satukan kekuatan senjata dan amunisi. Maka kami nyatakan sikap bahwa siap perang lawan militer Indonesia.
Ketiga, perang bukan minta otonomi, pemekaran atau minta makan-minum, tetapi TPNPB perang untuk merebut kemerdekaan Papua Barat. Maka perlawanan bersenjata TPNPB dan militer Indonesia, tidak akan berhenti sebelum misi perdamaian PBB masuk di Papua Barat.
Keempat, kami menyerukan kepada negara-negara pendukung kemerdekaan Papua Barat di seluruh dunia, bahwa segera mendesak PBB untuk kirim pasukan perdamaian ke pangkalan militer Amerika di Darwin, Australia, masuk di Papua untuk mengadakan referendum Papua Barat.
Kelima, kepada pimpinan ULMWP dan pimpinan NRFPB, WPNCL dan PNWP segera hentikan perombakan kabinet dan konstitusi negara masing-masing. TPN-OPM tidak mengakui semua kabinet dan konstitusi selain 1 Juli 1971. Karena itu, TPNPB memberikan warning kepada kelompok yang bermain kepentingan yang menghambat perjuangan Papua merdeka.
Keenam, TPNPB dan rakyat Papua Barat mendukung penuh ULMWP menjadi anggota penuh di MSG pada KTT MSG tanggal 21-22 Desember 2016 di Vanuatu, dengan alasan bahwa bangsa Papua Barat bukan Melayu; kami adalah ras Melanesia.
Ketujuh, komando nasional di bawah Pimpinan Jenderal Goliat Tabuni adalah satu kesatuan Tentara Nasional Bangsa Papua Barat, yang dipilih melalui Forum KTT TPN-OPM di Biak pada 1-5 Mei 2012. Maka siapapun yang berada di suatu negara merdeka, klaim sebagai panglima tinggi atas nama bangsa Papua Barat, demi hukum kami menyatakan tidak.