Perairan Tempat Hilangnya 4 Prajurit TNI AL Dikenal Mistis
- Antara/Adhitya Hendra
VIVA.co.id – Sudah hampir sebulan empat prajurit TNI Angkatan Laut yang hilang di perairan Talaud, Sulawesi Utara, belum juga ditemukan. Meski begitu, pihak TNI AL masih terus melakukan pencaharian dengan menyisir pulau-pulau yang ada di perbatasan Sulawesi Utara dengan Filipina itu.
Kepala Dinas Penerangan Lantamal VIII Manado, Mayor Dedy Irawan, mengatakan sejak hilang pada 14 Desember 2016 lalu, pencarian empat prajurit TNI AL terus dilakukan tiada henti.
"Pulau-pulau lokasi hilangnya empat prajurit yang dekat Filipina terkenal mistik. Ada kapal yang hilang di daerah itu tapi kemudian ditemukan lagi," kata Dedy di Markas Lantamal VIII Manado, Rabu 11 Januari 2017.
Meskipun berbau mistik, TNI AL lanjut dia, terus melanjutkan proses pencarian. Pihaknya punya keyakinan akan menemukan keberadaan mereka. "Kejadian seperti ini mulai terjadi di Ambon yang akhirnya prajurit yang hilang kala itu bisa ditemukan. Kita berdoa saja semoga empat prajurit bisa ditemukan lagi," ujarnya.
Pantauan di Lanudal Sam Ratulangi Manado, dua heli standby melakukan pencarian. Sedangkan empat KRI tetap berada di Pelabuhan Bitung.
Diketahui empat TNI AL yang hilang adalah Letda Laut Faisal Dwi AR, Serda Mes Rizky Dwi Septianto, KLK Amo Dian Mahendra, KLD Isy Badnur Rohim. Mereka adalah prajurit di KRI Layang (LYG)-635 hilang kontak di perairan Talaud.
Kapal Perang Indonesia ini yang berada di bawah Pangkalan TNI AL (Lanal) Ternate dinyatakan hilang kontak sejak 14 Desember 2016 lalu.
Keempat prajurit TNI AL itu dinyatakan hilang setelah sebelumnya pada Selasa, 13 Desember 2016 sekitar pukul 16.30 WIT, KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual kemudian dideteksi mengunakan radar navigasi JRC terdapat spot kontak radar pada jarak 5 NM (Nautical Mile) dengan kecepatan 8 knot haluan ke Utara.
Kontak terus didekati sampai dengan jarak 2 NM hingga terlihat secara visual kontak tersebut adalah kapal berbendera Filipina bernama FB Nurhana.
Sekitar pukul 17.15 WIT, sebelum melakukan pemeriksaan dan penangkapan terhadap kapal nelayan tersebut, sempat terjadi kontak senjata. Kemudian kapal nelayan berhasil diamankan tanpa muatan dan dokumen. Hanya ada 24 ABK.
Kapal tersebut kemudian digiring ke Lanal terdekat yakni Lanal Melonguane, Talaud. Dalam perjalanan ke Lanal Melonguane, empat prajurit tadi ditugaskan mengawal kapal nelayan Filipina atau pindah ke kapal nelayan Filipina. Sedangkan 21 ABK kapal nelayan Filipina diamankan ke KRI Layang.
Kemudian Rabu 14 Desember 2016 sekitar pukul 06.00 WITA, saat perjalanan dari perairan perbatasan Indonesia-Filipina menuju Lanal Melonguane dalam kondisi cuaca yang buruk, empat prajurit dalam kapal nelayan FB Nurhana hilang kontak.
KRI Layang sempat mencari ke lokasi awal penangkapan kapal nelayan Filipina tersebut tapi sudah tidak ditemukan. Akhirnya KRI Layang melanjutkan perjalanan ke Bitung.
(ren)