Guyonan Mahfud MD, Biaya STNK Naik Salahnya Habib Rizieq

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Sumber :
  • satu jam lebih dekat-tvOne

VIVA.co.id – Nama Mahfud MD menjadi puncak percakapan di linimassa twitter, Jumat, 6 Januari 2017. Apa penyebabnya?

Habib Rizieq Minta Prabowo Proses Hukum Perusak Demokrasi RI 10 Tahun Terakhir

Rupanya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu membuat status yang memang menggelitik terkait perbincangan publik beberapa waktu ini soal kenaikan biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

FPI Jakarta Resmi Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta 2024

Tak pelak, status yang diunggah Mahfud tersebut langsung menuai reaksi dari netizen. Setidaknya, sebanyak 1.500 lebih netizen pun mengutip ulang status milik Mahfud MD tersebut di linimassa twitter.

Terpopuler: Habib Rizieq Bicara Kasus Suswono dan Ahok, Dirdik Jampidsus Viral Gegara Jam Tangan

Bahkan guyonan Mahfud MD yang mengaitkan nama Habib Rizieq, imam besar Front Pembela Islam (FPI), rupanya tak cuma sekali dicuitkannya.

Lewat status yang lain, dengan pokok pesan berbeda, Mahfud kembali mencuitkan hal yang mengaitkan nama Habib Rizieq.

Seperti diketahui, awal tahun ini, publik memang sedang disibukkan dengan gunjingan kebijakan pemerintah menaikkan biaya pengurusan surat kendaraan bermotor. Dalam kebijakannya, pemerintah menerapkan kenaikan harga hingga 300 persen dari harga sebelumnya.

Kebijakan ini menjadi perbincangan, lantaran setelah hal itu diberlakukan, justru muncul polemik tidak diketahui siapa yang mengusulkan. Baik Kementerian Keuangan hingga pun Polri saling melempar keputusan kenaikan itu.

"Kenaikan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) diajukan oleh Kapolri September tahun 2015," kata Direktur Jenderal Kementerian Keuangan, Askolani.

Pernyataan itu seperti membantah keterangan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sebab, Tito menyebut bahwa kenaikan itu merupakan andil DPR.

"Itu (kenaikan tarif) kan sudah merupakan lintas dari sektoral dan juga sudah dibicarakan cukup panjang dengan Komisi III dan Banggar (Badan Anggaran DPR). Itu usulannya banyak juga dari Banggar," kata Tito.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya