Korban Kapal Tenggelam di Perairan Jailolo Dievakuasi
- Istimewa
VIVA.co.id – Kapal penumpang (konstruksi kayu) KM Karamando 104 GT tenggelam setelah bertolak dari pelabuhan Ternate menuju Pelabuhan Jailolo pada Kamis, 29 Desember 2016 sekitar pukul 11.30 WIT. Kejadian itu menewaskan tiga orang, satu di antaranya anak-anak.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono mengatakan bahwa kapal tersebut berdasarkan data manifest membawa 60 penumpang, dengan lima awak kapal. Adapun kapasitas penumpang sebanyak 120 orang.
"Kapal dipastikan laik laut dan saat bertolak sedang hujan," ujar Tonny dalam rilisnya yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 29 Desember 2016.
Kapal KM Karamando bertolak dari Ternate pagi ini, pukul 08.30 WIT dengan tujuan Jailolo. Waktu tempuh kapal yang dinakhodai La Musa itu dari Ternate ke Jailolo sekitar dua jam.
Kapal tersebut mengalami masalah pada mesin, sehingga terapung tanpa daya mesin dan karena kondisi hujan dan air laut bergelombang 2-4 meter, para penumpang panik, kemudian lompat ke laut dengan menggunakan life jacket. Posisi kapal saat itu sekitar 4 mil dari dermaga pelabuhan Jailolo.
Sekitar pukul 12.00 WIT, kapal patroli KPLP KNP. 5001 dan kapal patroli KPLP KNP.358 bersama kapal Basarnas Ternate, kapal nelayan rakyat setempat dan kapal speed boat dari Jailolo tiba lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban.
"Pukul 14.00 WIT, pada saat KM. Karamando terbawa arus, air laut masuk ke kapal dan akhirnya tenggelam. Sebanyak 62 orang selamat dan dievakuasi ke pelabuhan Jailolo sedangkan tiga orang meninggal, satu di antaranya anak-anak," ujar Tonny.
Kapal tersebut sudah berhasil dievakuasi oleh kapal Patroli Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan KNP 5001 milik UPP Jailolo dan kapal patroli KPLP KNP.358 milik Kantor KSOP Kelas II Ternate.
Untuk mengantisipasi kondisi cuaca tak menentu. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengeluarkan Maklumat Pelayaran No: 196/XII/ DN-16 tanggal 27 Desember 2016 tentang Waspada Cuaca Ekstrem Selama Sepekan Mendatang. Dia mengingatkan kepada nakhoda dan pemilik kapal untuk memperhatikan laporan prakiraan cuaca dan Maklumat Pelayaran.
"Selain itu, utamakan keselamatan pelayaran tanpa kompromi apapun agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," tutur Tonny.