Jumlah Keluarga Miskin di Indonesia Meningkat Akibat Bencana
VIVA.co.id – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan sebagian besar bencana alam tahun ini, terjadi di lokasi rawan bencana yang menjadi tempat tinggal masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Hal ini membuat jumlah keluarga miskin meningkat, akibat mereka gagal panen, kehilangan aset produksinya, dan terganggunya kehidupan sehari-hari. Penyakit pun bermunculan, utang meningkat, kehidupan para keluarga miskin menjadi lebih sengsara karena mengalami proses pendalaman kemiskinan.
"Jadi ada kaitannya sangat signifikan antara bencana dan pembangunan, dan kemiskinan. Bencana dapat langsung menyebabkan masyarakat jatuh miskin. Masyarakat yang miskin menjadi lebih miskin," kata Sutopo saat memaparkan evaluasi penanganan bencana di kantornya, Kamis, 29 Desember 2016.
Menurut Sutopo, temuan ini diperkuat dengan beberapa penelitian di daerah lokasi bencana. Seperti di sekitar Sungai Bengawan Solo, di mana kehidupan keluarga miskin yang terkena bencana menjadi lebih sulit.
Selain itu, Sutopo juga mencontohkan daerah lain, seperti banjir pada daerah hulu Sungai Citarum di Kabupaten Bandung. Kawasan ini dalam setahun bisa mengalami 6 kali banjir. Atau di Kabupaten Sampang, Madura, yang dalam setahun bisa mengalami 15 kali banjir.
Kata Sutopo, keluarga miskin yang setiap tahun selalu terkena bencana, akan kesulitan untuk memulihkan kembali kondisi ekonomi mereka. Sebab, sebelum mereka bisa pulih, sudah kembali terkena bencana.
"Kami ada beberapa penelitian, banjir melanda Bengawan Solo 4-5 kali setahun, sulit recovery. Belum selesai recovery mereka kena bencana lagi," ujar dia.
Untuk itu Sutopo ingin masalah bencana menjadi perhatian bersama semua pihak. Tujuannya, agar bisa mengupayakan langkah pencegahan, demi mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat.
"Semoga masalah bencana ini jadi mainstream. Karena apa, masyarakat yang kesejahteraannya sudah meningkat bisa langsung miskin karena bencana, belum lagi korban jiwa," ucapnya.