Jumlah Keluarga Miskin di Indonesia Meningkat Akibat Bencana

Ilustrasi/Bencana banjir
Sumber :

VIVA.co.id – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan sebagian besar bencana alam tahun ini, terjadi di lokasi rawan bencana yang menjadi tempat tinggal masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. 

BPBD Catat Ada 1.559 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Tapanuli Selatan

Hal ini membuat jumlah keluarga miskin meningkat, akibat mereka gagal panen, kehilangan aset produksinya, dan terganggunya kehidupan sehari-hari. Penyakit pun bermunculan, utang meningkat, kehidupan para keluarga miskin menjadi lebih sengsara karena mengalami proses pendalaman kemiskinan.

"Jadi ada kaitannya sangat signifikan antara bencana dan pembangunan, dan kemiskinan. Bencana dapat langsung menyebabkan masyarakat jatuh miskin. Masyarakat yang miskin menjadi lebih miskin," kata Sutopo saat memaparkan evaluasi penanganan bencana di kantornya, Kamis, 29 Desember 2016.

Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi Magnitudo 5.0 di Sumatera Barat

Menurut Sutopo, temuan ini diperkuat dengan beberapa penelitian di daerah lokasi bencana. Seperti di sekitar Sungai Bengawan Solo, di mana kehidupan keluarga miskin yang terkena bencana menjadi lebih sulit.

Selain itu, Sutopo juga mencontohkan daerah lain, seperti banjir pada daerah hulu Sungai Citarum di Kabupaten Bandung. Kawasan ini dalam setahun bisa mengalami 6 kali banjir. Atau di Kabupaten Sampang, Madura, yang dalam setahun bisa mengalami 15 kali banjir.

Korban Banjir Bandang Cianjur Sukabumi Butuh Obat-obatan dan Makanan Siap Saji

Kata Sutopo, keluarga miskin yang setiap tahun selalu terkena bencana, akan kesulitan untuk memulihkan kembali kondisi ekonomi mereka. Sebab, sebelum mereka bisa pulih, sudah kembali terkena bencana.

"Kami ada beberapa penelitian, banjir melanda Bengawan Solo 4-5 kali setahun, sulit recovery. Belum selesai recovery mereka kena bencana lagi," ujar dia.

Untuk itu Sutopo ingin masalah bencana menjadi perhatian bersama semua pihak. Tujuannya, agar bisa mengupayakan langkah pencegahan, demi mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat. 

"Semoga masalah bencana ini jadi mainstream. Karena apa, masyarakat yang kesejahteraannya sudah meningkat bisa langsung miskin karena bencana, belum lagi korban jiwa," ucapnya.

Ilustrasi Gempa Bumi.

2025 Tahun Ular Kayu, Indigo Ini Ramal Hal Mengerikan yang Terjadi di 2025

Menjelang akhir tahun 2024 masyarakat bersiap menyambut tahun 2025 yang digadang-gadang sebagai tahun Ular Kayu, Indigo Chaca Caroline ramal hal mengerikan di tahun 2025

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2024