Balita Korban Bom Samarinda Kebanjiran Hadiah Natal
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA.co.id – Keluarga korban bom Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, merayakan Natal dengan penuh kesederhanaan di rumah sakit. Meski tidak seperti Natal sebelumnya, tapi mereka senang bisa berkumpul dan berdoa bersama.
Sampai hari ini, Sabtu, 24 Desember 2016, dua korban bom di Sengkotek, Triniti dan Alfaro Hutahaya masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Dengan perawatan maksimal, diperkirakan keduanya baru bisa pulang awal Januari 2017.
"Kami berdoa semoga anak kami lekas sembuh," kata ayah Alfaro, Hoddiman Sinaga.
Dukungan untuk korban bom banyak disampaikan masyarakat dari seluruh wilayah. Baik Triniti dan Alfaro kebanjiran hadiah dari orang-orang yang tidak dikenal keluarga. Karena banyaknya hadiah yang diterima harus dipindah dari rumah sakit ke rumah mereka.
Seperti diketahui, pada 13 November 2016, bom meledak di halaman Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda. Empat anak yang ada di gereja menjadi korban. Satu anak bernama Intan Olivia (2) meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara itu, Triniti menderita luka bakar 70 persen dan Alfaro menderita luka bakar 30 persen. Mereka harus dirujuk dari Rumah Sakit I.A Muis ke Rumah Sakit A.W Sjahranie untuk penanganan lebih intensif. Keduanya kini telah melewati masa kritis dan telah menjalani delapan kali operasi. (ase)
Laporan: M. Asri Sattar/ Samarinda