Demi Semen, Ulama Karismatik Rembang Mau Temui Jokowi
- VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id – Pro kontra terkait pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, terus berlanjut. Ulama karismatik Rembang, KH Maimoen Zubair, yang juga tokoh PPP bahkan menyatakan ingin bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyikapi polemik pabrik semen yang terus berkepanjangan tersebut.
Rencana tersebut disampaikan oleh ulama yang akrab disapa Mbah Moen itu di saat kunjungan perwakilan pendukung pabrik semen di rumahnya. Mbah Moen sendiri secara pribadi menyatakan dukungannya terkait pabrik semen oleh PT Semen Indonesia di Rembang itu.
"Kalau perlu saya ngomong sendiri sama Presiden Jokowi biar Pak Jokowi segera mendukung pabrik semen," kata Mbah Moen di Rembang, Kamis, 22 Desember 2016.
Mbah Moen merestui warga pendukung pabrik yang sowan kepadanya. Menurutnya, warga Rembang sepatutnya mendukung pabrik ini karena PT Semen Indonesia merupakan perusahaan negara atau BUMN.
"Semen harus didukung karena milik nasional. Semen harus didukung agar Indonesia tidak hanya mengekspor orang tapi juga barang, mendukung semen adalah bagian dari membela negara, " kata Ketua Dewan Syuro PPP itu.
Usai sowan kepada Mbah Moen, ribuan warga pendukung pabrik semen lalu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Rembang. Aksi dilakukan oleh ribuan orang dari 14 kecamatan di Rembang, khususnya warga sekitar pabrik semen.
Ribuan warga bahkan melakukan aksi long march dari alun-alun Rembang menuju halaman depan Kantor Bupati. Aksi ini cukup menyita perhatian publik karena sempat membuat macet jalan Pantai Utara mencapai lima kilometer.
Dalam orasinya, warga menyatakan agar pemerintah terus melanjutkan operasional pabrik. Menurut mereka, keberadaan pabrik di lima desa di Rembang justru telah menyejahterakan mereka.
"Kami sudah merasakan langsung manfaat pabrik semen. Kalau masih ada yang belum percaya silakan cek langsung di lapangan, " kata Wahyudi, Warga Desa Tegaldowo.
Para demonstran juga mengatakan merasa sakit hati akan adanya klaim bahwa warga Rembang mayoritas menolak berdirinya pabrik. Apalagi adanya bukti tanda tangan fiktif yang mengatasnamakan warga Rembang yang justru dijadikan bukti di Mahkamah Agung.
"Masa warga kami yang menolak merupakan ultraman, power rangers, presiden sampai copet terminal, " ujar Koordinator Aksi, Dwi Joko Supriyanto.
Sementara Bupati Rembang, Abdul Hafidz, yang menemui warga menyatakan mengapresiasi dukungan warga yang mendukung pembangunan pabrik Rembang. Hafidz berjanji akan menyampaikan aspirasi warganya ke pemerintah pusat.
"Saya sudah pastikan, di sana (desa dekat pabrik semen) tidak ada intimidasi dan manipulasi," kata Hafidz.