Sosok Harri, Terduga Teroris yang Ditangkap di Batam
- VIVA.co.id/Wahyudi A. Tanjung
VIVA.co.id – Sejak ditangkapnya Harri alias Abisya, terduga teroris Batam yang dibekuk Densus 88 Antiteror di Kavling Sagulung Bahagia, Kecamatan Sagulung, Batam, kedua orangtuanya memilih menutup diri terkait penangkapan anak semata wayangnya itu.
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, di kediaman yang dihuni kedua orangtua Harri, Regar, orangtuanya yang berprofesi sebagai tukang ojek, memilih bungkam tak mau cerita soal anaknya. Di dalam rumah, sang ibu diketahui dalam kondisi sakit.
Siti, tetangga Harri, mengaku, sejak kejadian penangkapan terduga teroris itu, kedua orangtuanya tampak terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya. "Sudah dari setahun lalu Ibu Regar itu gejala stroke ringan, dan sekarang sakit-sakitan. Kata dia, sudah pasrah. Diserahkan kepada Allah karena tidak bisa berbuat banyak," ujar Siti, Kamis, 22 Desember 2016.
Para tetangga menyebut, meski berada di dalam rumah, kedua orangtua Harri tak mau menerima awak media yang datang. "Lagi berduka mereka, belum bisa terima tamu mereka," ujar Siti.
Sejak Harri ditangkap, seisi rumah Regar digeledah polisi. Kondisi itu membuat Regar dan istri syok berat. Mereka bahkan enggan menemui siapa pun. "Semalam masih sempat saya ke rumah jumpa Ibu Regar. Kami sama-sama anggota majelis taklim di Masjid, makanya saya ke sana mau hibur begitu, tapi dia tampak tak sehat. Sakitnya kambuh lagi," ujar Siti.
Ibu Regar sempat menyatakan tak yakin anaknya terlibat jaringan terorisme. Harri belakangan dianggap sebagai sosok yang baik dan taat kepada orangtua. Begitu juga dengan aktivitas sehari-hari, tak ada yang janggal.
"Saya juga berpikir begitu. Karena memang selama ini tak ada sikap yang aneh-aneh dari Harri. Di komplek ini bukan hanya muslim saja, non muslim pun banyak dan kami, dia terlihat rukun-rukun saja. Bahkan kami di sini semua dianggap sudah satu keluarga besar. Makanya tak menyangka kalau dia ditangkap dan dituduh terduga teroris," kata Siti.
Sosok Regar sendiri cukup terpandang di wilayahnya. Dia masuk sebagai tokoh masyarakat sekitar dan dihormati.
Seperti diberikatan sebelumnya, Harri dibekuk Densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa. Penangkapan Harri diikuti dengan proses penggeledahan. Puluhan anggota polisi bersenjata lengkap ikut mengawal proses penggeledahan rumah tersebut.